Surabaya, (pawartajatim.com) – Untuk meningkatkan jumlah sertifikasi halal di kalangan pengusaha makanan dan minuman (F&B) di Jatim, Pengusaha Kafe dan Resto Indonesia (Apkrindo) Jawa Timur menggelar workshop sekaligus penandatanganan kerjasama bareng Badan Halal Nahdlatul Ulama (BHNU).
Ketua Apkrindo Jatim, Ferry Setiawan, mengatakan, kali ini kerjasama Apkrindo Jatim dengan Badan Halal Nahdlatul Ulama tersebut dikhususkan untuk anggota Apkrindo yang ada di Surabaya. Jumlah anggota Apkrindo Jatim di Surabaya sendiri tercatat lebih kurang ada 400 anggota.
“Saat ini, kerjasama terkait sertifikasi halal bersama BHNU ini dikhususkan bagi anggota Apkrindo yang ada di Surabaya,” kata Ketua Apkrindo Jatim Ferry Setiawan di Surabaya kepada awakmedia, Kamis (8/8/2024).
Ia berharap, dengan sertifikasi halal tersebut nantinya mampu mendongkrak pendapatan atau revenue anggota di industri makanan dan minuman. Menurut dia, beberapa pelaku industri makanan dan minuman yang telah mengantongi sertifikasi halal, mengaku bahwa terdapat peningkatan pendapatan dan kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.
Karena itulah, sertifikasi halal ini dinilai sudah menjadi bagian dalam perjalanan industri terutama di sektor kuliner resto dan kafe. “Kami berharap kerjasama dengan BHNU bisa berdampak positif ke depannya,” paparnya.
Sementara itu, Ketua BHNU Abdul Hakam Aqsho mengatakan bahwa kerjasama dengan Apkrindo Jatim terkhusus teman-teman di Surabaya berkaitan dengan beberapa hal. Antara lain, pendampingan, memberikan edukasi, hingga membantu terkait sertifikasi halal.
Halal ini terminologinya bukan lagi soal islam. Tapi, halal menjadi bagian dari gaya hidup. Indonesia itu baru 21 persen untuk eksport yang tersertifikasi halal. Angkanya masih jauh dari Malaysia.
”Di sisi lain, pemerintah masih terus berjibaku membuat aturan untuk pelaku industri kuliner di dalam negeri ini supaya bisa lebih mudah dalam memperoleh sertifikasi halal,” jelasnya.
Hakam menilai, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri halal. BHNU menargetkan pihaknya bisa menjangkau skala yang lebih luas terkait sertifikasi halal, tak membatasi untuk produk-produk halal dalam negeri, tetapi juga mancanegara.
Pemerintah Indonesia telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap industri halal. Hakam berharap, pihaknya bisa menjadi bagian penting dalam proses menuju pusat Industri halal Indonesia dan dunia.
“Nantinya setelah bulan Oktober, Kami bisa menerima seluruh dunia bahkan kalau ada produk yang mau disertifikasikan halal di kita di BHNU ini, kita akan siap,” tutup Hakam. (ony)