
Sidoarjo, (pawartajatim.com) – Sekitar 100 relawan dari organisasi mitra Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur/Jatim mengikuti Sosialisasi Penanggulangan Bencana dengan tema Lifting Moving pada Korban Kegawatdaruratan oleh Awam Terlatih.
Kegiatan ini diadakan di Tenda Pendidikan Bencana (Tenpina) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, di Jalan Letjen S Parman No. 55, Waru, Sidoarjo, Minggu (8/6). Kegiatan ini juga dalam rangka Arisan Ilmu Nol Rupiah (AINR) Edisi 62.
Dalam acara ini hadir anggota Komisi E DPRD Jatim, Cahyo Harjo Prakoso, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto, Plt Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jatim, Dadang Iqwandy, dan Koordinator SRPB Jatim, Rachmad Subekti Kimiawan.
Dalam kegiatan ini, Cahyo Harjo Prakoso, mendapat banyak masukan, termasuk keluhan yang dihadapi relawan di lapangan. “Saya apresiasi kepada seluruh relawan yang mau belajar penanggulangan bencana karena seperti diketahui Jatim adalah provinsi yang banyak lokasi rawan bencana,” ungkap Cahyo Harjo Prakoso, di hadapan peserta.
Cahyo juga memuji BPBD Jatim sebagai salah satu BPBD terbaik di Indonesia. “Ini karena komitmennya pada kebencanaan sangat luar biasa dan terus konsisten untuk mengadakan edukasi kepada para relawan. Karena itu, program-program kebencanaan akan terus ditingkatkan,” kata Cahyo.
Sedangkan Kalaksa BPBD Jatim, Gatot Soebroto, mengungkapkan, para peserta ini berasal dari berbagai kompetensi dan punya latar belakang keahlian. Seperti SAR, dapur umum, psikologi, kesehatan, dan sebagainya.
“Dari semua upaya ini kami mohon support dari Komisi E dan Pak Cahyo untuk meningkatkan kemampuan. Mereka tidak membebani pemerintah. Mereka hanya pinjam tempat saja bila melakukan kegiatan,” jelas Gatot Soebroto.
Sementara itu, Koordinator SRPB Jatim, Rachmad Subekti Kimiawan, mengatakan, kegiatan ini sangat penting bagi para relawan, terutama di bidang kesehatan. “Apalagi hampir 80 persen yang hadir ini adalah Gen Z dan ingin tahu tentang kebencanaan,” kata Wawan, panggilan Rachmad Subekti Kimiawan.
Sedangkan pematerinya berasal dari Himpunan Perawat Gawat Darurat dan Bencana Indonesia (Hibgabi) Jatim. Mereka adalah Dian Rahmadin Akbar, Roman Setiawan, dan Nurhadi.
Dalam kegiatan ini, Dian Rahmadin Akbar mengungkapkan, upaya Basic Life Support (BLS) untuk menurunkan angka kematian dan kecacatan akibat keterlambatan penanganan. “Serta salah dalam melakukan pertolongan pertama,” ungkapnya. Kegiatan ini juga diwarnai praktik yang dilakukan oleh semua peserta. (rizki)