Surabaya, (pawartajatim.com) – Suara perempuan legislator sangat dinantikan banyak pihak. Karena itulah, Nasyiatul Aisyiyah Jatim, Think Policy dan Universitas Muhammadiyah/UM Surabaya menggelar Festival Pemilu dengan thema ‘Suara Perempuan Muda : Tantangan dan Isu Strategis di Jawa Timur’ dengan mendatangkan pembicara tiga calon legislator wanita untuk DPRD Jatim.

Tampil sebagai narasumber, Agatha Retno Sari (PDIP), Danik Eka Ramaningtiyas (PSI) dan Riri Abdillah (PKS). Ketiganya adalah calon legislator/caleg untuk DPRD Jatim, Peneliti PUSAD UM Surabaya, Radius Setiyawan dan dimoderatori Linta Ulinnuha Bahraine di Kampus UM Surabaya Senin (29/1).

Agatha Retno Sari, anggota Komisi B DPRD Jatim, yang juga kembali menjadi caleg DPRD Jatim, sangat konsern pada UMKM. Karena usaha sektor UMKM ini perekonomian berbasis rakyat dan paling besar menyumbang pendapatan asli daerah/PAD.

‘’Yang juga menarik pelaku UMKM lebih dari 75 persen adalah perempuan. Rata-rata berusia diatas 45 tahun dan jarang ada anak muda di sana,’’ kata Agatha. Hanya saja, sektor ini harus bekerja keras dengan melengkapi segala perizinannya. Mulai NIP, PIR serta sertifikat halal.

‘’Semua kelengkapan izin itu harus selesai Oktober mendatang,’’ ujarnya. Karena itulah, Wanita yang sudah dua periode menjadi legislator ini berjanji akan menambah 10.000 UMKM baru dan naik kelas apabila terpilih Kembali menjadi legislator.

Sementara, Danik Eka Ramaningtiyas (PSI) lebih menyoroti tingkat kekerasan perempuan. Ada dua masalah besar. Ada karakter yang bermasalah dan ada budaya atriarki. Untuk mengurangi kerentanan, ini program besar untuk skala Jatim.

‘’Saya akan wujudkan satu desa punya satu shelter mental. Jumlah psikolog tidak lebih dari 4.000 orang dan psikiater tidak lebih 600 orang,’’ ujarnya. Sedangkan, Riri Abdillah (PKS) pernah minta restu kepada kedua orangtuanya kelak dikemudian hari akan menjadi orang besar.

Sedangkan Peneliti PUSAD UM Surabaya, Radius Setiyawan, menyayangkan dalam debat capres dan cawapres yang sudah digelar empat kali itu tidak menyinggung sama sekali soal Perempuan dan anak. (bw)