Labuanbajo, (Pawartajatium) – Presiden Joko Widodo menegaskan biaya logistik Indonesia selama ini relatif cukup tinggi dibandingkan dengan biaya logistik negara-negara tetangga. “Biaya logistik negara tetangga sekitar 12 persen, sementara biaya logistik kita 23 persen. Ini berarti biaya logistik kita lebih mahal dari biaya logistik mereka,” kata Presiden Joko Widodo, dalam sambutan peresmian Terminal Multipurpose Wae Kelambu, di Kecamatan Komodo, Labuanbajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, Kamis (14/10).
Acara ini dihadiri Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, dan Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi.
Ditegaskannya, jika biaya logistik kita mahal, maka konsekwensinya harga produk kita sulit bersaing dengan produk negara-negara tetangga. Untuk mengstasi masalah itu, tidak ada jalan lain, kecuali biaya logistik kita harus murah.
Untuk menurunkan biaya logistik, maka tidak ada jalan lain selain meningkatkan pembangunan infra steruktur seperti jalan raya, jembatan, pelabuhan udara dan berbagai infrastruktur lainnya.
Presiden Joko Widodo berharap dengan diresmikan terminal ini, maka biaya logistik kita lebih murah dan harga produk kita juga lebih murah sehinggam bisa bersaing dengan produk negara lain.
Pada kesempatan ini, Presiden mengapresiasi kecepatan pembangunan terminal Wae Kelambu ini. “Saya sangat mengapresiasi, dikerjakan secara cepat, di bulan Agustus 2020 dimulai kemudian hari ini bisa kita selesaikan,” ujar Presiden dalam sambutannya.
Terminal Multipurpose Wae Kelambu Pelabuhan Labuanbajo dibangun untuk memisahkan kegiatan logistik/barang dengan angkutan penumpang yang sebelumnya bercampur di pelabuhan yang lama. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super premium.
“Pelabuhan Wae Kelambu ini kita memang ingin pelabuhan yang lama itu bersih karena memang di sana adalah wilayah dan daerah wisata sehingga kita geser ke sini,” imbuhnya. Terminal Multipurpose yang berfungsi sebagai terminal khusus logistik ini juga bertujuan memperkuat konektivitas maritim dan menopang kelancaran arus logistik di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Presiden berharap, terminal dan pelabuhan baru ini bisa dipakai dalam jangka waktu yang lama. “Kita harapkan ini bisa kita pakai dalam jangka 15-20 tahun yang akan datang masih memungkinkan, visible, untuk angkutan barang-barang yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, utamanya di Kabupaten Manggarai Barat,” tandasnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam laporannya menyebut bahwa pelabuhan baru ini merupakan pelabuhan kelas 3. Menhub berharap format pelabuhan ini bisa dikembangkan di tempat lainnya di Tanah Air.
“Kami harapkan ini menjadi satu pelabuhan yang menjadi format baru pelabuhan yang akan dikembangkan di beberapa tempat di Indonesia. Harapannya pelabuhan ini akan membuat Labuanbajo tidak lagi padat dan menjadi destinasi yang baik,” ujar Menhub. (yosef sintar)