Surabaya, (pawartajatim.com) – Banyak iming-iming dari perbankan yang menggiurkan dan dapat menggoda masyarakat. Misalnya, dengan memberi bunga tinggi, cash back serta terhindar dari kasus penipuan melalui email maupun whaats up.

Karena itu, Lembaga Penjamin Simpanan/LPS terus berupaya meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Tak berlebihan bila LPS menggandeng insan media se-Jawa Timur/Jatim yang dikemas dalam Workshop.

Acara yang digelar di Surabaya pada 6-8 Oktober 2022 ini, pejabat LPS mensosialisasikan peran dan fungsi lembaga ini, sekaligus berbagi tips agar tabungan masyarakat aman bila disimpan di sebuah bank. “Bagi kita sebagai nasabah, yang patut diwaspadai adalah adanya pihak yang tidak bertanggung jawab dengan modus social engineering,’’ kata Direktur Group Riset LPS, Herman Saheruddin, ketika berbicara dalam workshop di Hotel Vasa Surabaya Jum’at (7/10).

Menurut dia, pertahanan nasabah dari modus ini, apabila ada pihak siapapun yang meminta PIN dengan alasan apapun, jangan sekali-kali diberikan. ‘’Jika kita memiliki kartu debit atau kartu kredit juga jangan pernah memberikan tiga nomor dibelakangnya, yaitu CVV atau Card Verification Value,” ujarnya.

Usai workshop media, puluhan wartawan foto bersama dengan pimpinan dan staf LPS di Hotel Vasa Surabaya Jumat (7/10). (foto/ist)

Ia menambahkan, jika terdapat permasalahan di bank, maka pihak bank tidak akan sampai meminta informasi seperti PIN. Akan lebih aman jika nasabah langsung mendatangi kantor bank bersangkutan untuk mengonfirmasi.

“Intinya bank tidak akan menutup akun tanpa persetujuan kita. Untuk memastikannya, kita dapat datang ke bank atau menelepon call center bank yang resmi. Nasabah jangan percaya begitu saja jika ada yang menghubungi lewat telepon atau media komunikasi lain,’’ tambahnya.

Selain dari sisi nasabah, kata dia, pihak bank juga terus didorong oleh regulator untuk terus memperkuat sistem IT-nya secara berkala dengan memperkuat sistem cyber security-nya. Kemudian, untuk membantu masyarakat agar tidak lagi menjadi korban penipuan, yang perlu dilakukan antara regulator bersama dengan insan media adalah terus mengedukasi dan juga memberikan informasi. Misalnya tips menabung aman dan lain sebagainya.

“Kami sebagai regulator juga tidak bisa berjalan sendiri untuk meningkatkan literasi keuangan di masyarakat, besar harapan kami kepada insan media untuk bersama-sama memberikan informasi mengenai hal ini kepada masyarakat,’’ paparnya.

Karena itu, lanjut dia, acara workshop dengan media perlu terus dilakukan, karena meningkatkan literasi keuangan masyarakat adalah tugas besar kita,” jelasnya. Dalam kegiatan yang rutin dilaksanakan LPS tersebut, juga dipaparkan mengenai berbagai tantangan bagi perekonomian nasional ke depan.

Antara lain kenaikan inflasi global, kenaikan harga energi, perlambatan beberapa ekonomi utama dunia seperti Amerika Serikat dan Eropa, serta kenaikan bunga secara global. Namun demikian, ekonomi Indonesia masih akan terus melanjutkan pemulihan.

“Kita tetap optimis, karena konsumsi domestik masih stabil. Disisi inflasi, juga jangan hanya melihat sebagai angka, tetapi seberapa besar daya beli masyarakat dapat dijaga. Selama Indonesia bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik, maka jangan terlalu khawatir ekonomi nasional akan terdampak,” pungkasnya. (bw)