Surabaya, (pawartajatim.com) – PLN Nusantara Power (PLN NP) terus mendorong percepatan digitalisasi unit pembangkit (UP) melalui inovasi bernama iCORE (Intelligent Centre of Optimization for Reliabilty & Efficiency). Melalui Go Live Implementasi Digital Power Plant (DPP) UP Muara Karang dan UP Muara Tawar menjadikan unit pembangkit tersebut sebagai unit pembangkit ke-19 dan ke-20 yang pengelolaannya telah beralih ke digital.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, mengatakan, teknologi ini merupakan produk inovasi dalam pengelolaan pembangkit berbasis digital 4.0. Melalui iCORE, proses pemantauan operasional, analis, dan diagnosis kondisi pembangkit dapat dilakukan secara digital dan real time melalui pengoptimalan sensor yang terpasang pada mesin-mesin pembangkit.
“ICORE dapat menghasilkan rekomendasi optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan kondisi peralatan. Selain itu, iCORE juga untuk menggerakan peralatan secara otomatis dan tepat waktu sehingga tercapai keandalan dan efisiensi yang optimal,” terang Ruly, Jumat (26/5).
Penerapan digitalisasi pembangkit ini, lanjut Ruly, telah dimulai PLN NP sejak 2017 sebagai upaya meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN NP. Teknologi ini menjadikan unit pembangkit lebih andal dalam menghadirkan listrik berkualitas bagi pelanggan dan juga masyarakat Indonesia.
“PLN NP sendiri menjadi pionir dalam digitalisasi unit pembangkit di Indonesia melalui penerapan ICORE (yang dahulu bernama REMDOC) sejak 2016. Saat ini, PLN NP telah mengelola 20 unit pembangkit secara digital dengan total kapasitas mencapai 6.915 MW,” ungkapnya.
Untuk menuju Go Live ICORE, UP Muara Karang dan UP Muara Tawar telah menyelesaikan beberapa tahapan mulai dari set up koneksi, set up server, mapping equipment, penarikan data, training, testing dan evaluasi model, pembuatan fault tree analysis beserta diagnostic rule, hingga proses set up model hingga tahapan test dan evaluasi final.
Dalam kesempatan yang sama, Vice President Pembangkitan SH dan AP divisi OKI PT PLN (Persero), Anang Widjajanta, menyampaikan apresiasi dan kondisi setelah Go Live digitalisasi UP Muara Karang dan UP Muara Tawar.
Dengan implementasi DPP ini, secara korporat, PLN akan lebih siap menjawab tantangan perusahaan seperti terkait FODER yang masih tinggi. Integrasi implementasi DPP ini akan mampu memberikan benefit berupa peningkatan keandalan dan efisiensi pembangkit.
‘Dengan Go Live ini berarti PLN NP telah berhasil menyelesaikan 85 persen dari rencana roll out breakthrough DPP yang dieksekusi secara bertahap sejak tahun 2020 lalu. Keseluruhan proses Roll out DPP ditargetkan selesai 100 persen pada akhir tahun 2023 ini.
”Dimana tim iCORE terus berkomitmen untuk melanjutkan roll out ke 5 unit pembangkit lainnya yaitu PLTMG Arun, PLTU Tembilahan, PLTU Ketapang, PLTU Ropa, dan juga PLTU Tarahan yang seluruh lokasinya tersebar di penjuru Indonesia,” jelas Anang.
Digitalisasi pembangkit PLN NP dilakukan di seluruh lini mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit. Percepatan PLN dalam melakukan digitalisasi tata kelola pembangkitnya ini bertujuan meningkatkan keandalan, efisiensi, dan daya saing pembangkit PLN melalui penggunaan platform digital.
Dari sisi keandalan sistem, terimplementasinya program terobosan digital power plant ini meningkatkan faktor kesiapan (EAF) sekaligus menurunkan tingkat pemadaman (EFOR). (red)