Surabaya, (pawartajatim.com) – Perkembangan teknologi yang terus berkembang saat ini, termasuk dibidang rangka atap dan atap rumah yang selama ini biasa menggunakan kayu, dalam beberapa tahun terakhir ini mulai beralih ke bahan lain. Salah satu yang paling laris adalah baja ringan.
Baja ringan ini sangat viral di berbagai medua dan laris manis digunakan para kontraktor dan pemilik gedung dan rumah. Data yang dirangkum dari berbagai sumber menyebutkan hampir 70 persen rangka atap saat ini menggunakan baja ringan. Sedangkan sisa 30 persen lainnya, masih menggunakan kayu.
Dibandingkan kayu, baja ringan memiliki sejumlah keunggulan, antara lain: tidak karat, atau korosi, ramah lingkungan, tahan suhu tinggi, pemasangsan dan aplikasinya lebih mudah, harga bersaing dan lebih ekonomis.
Berbagai rangka atap dan atap baja ringan yang ada sekarang sebenarnya diolah dari gulungan coil baja ringan yang ada sekarang baik produksi dalam negeri maupun import dari luar negeri.
Lebar satu gulungan baja ringan biasanya 1,2 meter dan panjangnya 4.000 meter. Sedangkan ketebalannya untuk rangka sangat bervariasi seperti : 0, 65 mm, 0, 70 mm, 0, 75 mm dan 1,00 mm.
Sedangkan ketebalan untuk atap adalah : 0,20 mm, 0, 25 mm, 0, 30 mm, 0,35 mm dan 0, 40 mm. Di Indonesia saat ini sangat banyak perusahaan yang mengaplikasi gulungan baja ringan ini untuk menjadi rangka dan atap rumah dan gedung.
Salah satu diantaranya adalah Indoberka Investsma (Ibi Truss) yang saat ini memiliki tiga pabrik yakni di Margomulio Permai Blok C nomor 4, Surabaya, Jalan Mojo Tengah Beringkang nomor 27 Gresik dan Jebres, Solo, Jawa Tengah.
Sipri Parus, ST, Humas Ibi Truss ditemui di Kantornya, Rabu (13/10) mengatakan untuk memperlancar distribusi dan pemasaran, perusahaan milik Drs Ir Leonard Hartono, selaku presiden direktur ini, telah membuka 13 toko dan kantor cabang di berbagai daerah di Indonesia.
Kantor-kantor cabang tersebut terdapat di Surabaya, Sidoarjo, Malang, Ponorogo, Madiun, Solo, Jogyakarta, Semarang, Ungaran, Denpasar dengan tiga cabang, Makasar, Manado dan Mataram dengan total karyawan 400 orang.
Menurut Sipri panggilan akrab Siprianus Parus, Ibi Truss saat ini memproduksi berbagai jenis rangka baja ringan. “Paling tidak ada 7 jenis produk yang telah dihasilkan Ib Truss selama ini,” kata Sipri, alumnus Universitas Katolik Dharma Cendika Surabaya itu.
Pertama, canal C 75 dengan ketebalan: 1,00 mm, 0,75 mm, 0,70 mm, 0,65.
Kedua, reng dengan ketebalan 0, 40 mm dan 0, 45 mm.
Ketiga, talang dan juari dengan ketebalan: 0, 25 mm, 0, 30 mm, 0, 35 mm dan 0, 40 mm.
Keempat, Genteng metal polos dan genteng metal pasir dengan ukuran panjang 830 mm (0,83 m) dan lebar 870 mm
Kelima, nok metal polos dan pasir dengan ukuran 900 mm (0,90 m), tinggi 100 mm (0, 1 m) dan lebar 150 mm (0,15 m).
Produk-produk lainnya adalah: rangka plafon hollow galvalum ukuran 40 x 40 mm dan 20 mm x 40 mm. Ketebalan: 0, 25 mm dan 0,30 mm., 0, 35 mm dan 0,40 mm.
Keenam, spandek jenis KR 5 dan KR 5 (ukuran gelombang) dengan panjang bervariasi sesuai pesanan customer. Ketebalannya: 0, 25 mm, 0, 30 mm, 0, 35 mm dan 0, 40 mm.
Ketujuh, ibideck dengan panjang standar 4 meter , 5 meter, 6 meteer dan 7 meter. Lebar efektif: 100 cm dan ketebalan 0, 75 mm dan 1,00 mm.
Sipri, yang berasal dari Manggarai Timur, Flores ini, material ini disebut baja ringan karena baja ini dilapisi aluminium dengan komposisi kimia pelapis : aluminium 55 persen, zinc 42- 44 persen dan silikon 1 – 5 persen.
Ditambahkannya, dari sekian produk yang dihasilkan Ibi Truss saat ini , yang paling laris adalah canal C untuk rangka atap, spandeck untuk penutup atap dan hollow untuk rangka plafon.
Sipri, mengatakan, dalam mengembangkan dan pengoperasian bisnis ini, Ibi Truss selalu berpegsang pada moto: right choice for a better tomorrow = pilihan terbaik untuk hari esok yang lebih baik. (yosef sintar)