Kembalikan Poros Maritim, ANRI Buru Peta Harta Karun Nusantara

Dewan Penasehat ANRI Bidang Kemaritiman Connie Rahakundini dalam Pembahasan Keasrsipan Tematik di Banyuwangi, Selasa (23/5/2023) siang. (foto/udi)
Dewan Penasehat ANRI Bidang Kemaritiman Connie Rahakundini dalam Pembahasan Keasrsipan Tematik di Banyuwangi, Selasa (23/5/2023) siang. (foto/udi)

Banyuwangi (pawartajatim.com) – Poros maritim Nusantara ternyata tak sekadar dongeng. Kejayaan kelautan masa lalu ini banyak tersimpan di dalam  arsip sejarah. Sayangnya, banyak yang dikuasai negara bekas penjajah. Ada juga yang tersimpan di lontar-lontar kuno kerajaan.

Terbaru, arsip-arsip tentang kemaritiman ini sedang dikumpulkan secara massal. Harapannya, dengan arsip sejarah kelautan ini bisa mengembalikan kejayaan poros maritime Nusantara. Apalagi, berdasarkan arsip yang ada, bangsa Nusantara dikenal hebat menaklukan laut. Bahkan, jauh sebelum kolonial masuk. “ Keseriusan dalam membangkitkan poros maritim ini, Arsip Nasional RI (ANRI) membentuk departeman untuk urusan maritim. Kami bersama Pusejarah TNI terus mencari arsip-arsip kejayaan maritim Nusantara,” kata Dewan Penasehat ANRI Bidang Kemaritiman Connie Rahakundini usai Pembahasan Keasrsipan Tematik di Banyuwangi, Selasa (23/5/2023) siang.

Salah satu arsip kuno kemaritiman Nusantara tersimpan di Portugal. Arsip ini menyimpan peta kekayaan rempah dan harta karun lain di Indonesia. Sehingga, arsip ini sangat penting untuk melihat bagaimana poros maritim Nusantara benar-benar unggul kala itu. Bahkan, dari arsip yang ada, penakluk maritim yang terhebat berasal dari kawasan Indonesia Timur. Seperti NTT dan Papua.

Sayangnya, begitu VOC masuk, kaum penjajah mengurangi kehebatan maritim Nusantara. Justru, mereka mengarahkan ke daratan. Seperti, perkebunan, pertanian dan pertambangan. Padahal, potensi maritim Nusantara begitu besar. “ Saat ini, strategi perang itu proxy atau hybrid. Karena itu, arsip apa yang punya harus kita pegang. Intinya, kami keliling ke seluruh dunia mencari arsip sejarah maritim ini,” jelasnya.

Pihaknya mendorong lontar dan arsip kemaritiman lain yang disimpan di kerajaan atau pedesaan bisa diarsipkan secara Nasional. Sebab, ini menjadi amunisi membangkitkan poros maritime.

Meredupnya kemaritiman Nusantara dimulai sejak VOC masuk ke Nusantara, sekitar 1602 – 1799. Kala itu, masih ada kegiatan pelayaran antar kerajaan. Namun, begitu Hindia – Belanda menggantikan VOC, kemaritiman benar-benar dimatikan. “ Periode 1800-1945, Hindia – Belanda fokus ke daratan. “ Fokusnya tidak lagi ke Indonesia timur, tapi ke Batavia. Ini yang kami dorong untuk mengarsipkan poros maritim ini sebagai peluru membangkitkan kejayaan maritime,” tegas Kepala ANRI Imam Gunarto. (udi)