Gresik, (pawartajatim.com) – Para guru penggerak diharap menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan merdeka belajar. Sehingga nantinya dapat menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, unggul dan memiliki profil pelajar Pancasila.
Hal ini disampaikan Wakil Bupati (Wabup) Gresik Aminatun Habibah, saat membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 6 di Wilayah Mitra Provinsi Jawa Timur. Kegiatan ini digelar di Aula Mandala Bhakti Praja Kantor Bupati Gresik, Minggu (7/5).
“Mudah-mudahan lokakarya ini juga dapat membangun atmosfer segar bagi dunia pendidikan. Dengan menciptakan ide-ide kreatif dalam mendorong pelaksanaan pengajaran yang berorientasi pada perubahan atau transformasi pendidikan,” kata Wabup.
Bu Min, sapaan akrab Wabup Gresik, juga mengajak PGP bergerak bersama dengan berkolaborasi serta mendorong terwujudnya pendidikan di Kabupaten Gresik yang lebih baik lagi. “Terus tingkatkan kinerja, produktivitas serta karya nyata demi mendukung percepatan dan suksesnya pembangunan berkelanjutan,” pinta Bu Min.

Di tempat sama mewakili Kepala Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur M. Toni Satria Dugananda menyampaikan program guru penggerak merupakan bagian muara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dari segi pengajar.
“PGP merupakan metode pengembangan profesionalisme bagi para guru yang terdiri dari pelatihan dan pendampingan,” ujar Toni. Dirinya menambahkan desain program ini dibuat untuk menciptakan pembelajaran yang praktis.
Selain itu dapat diaplikasikan di lapangan dengan mengadopsi pendekatan andragogi, pembelajaran berbasis pengalaman, kolaboratif dan reflektif. “Pelaksanaan PGP dilakukan melalui kombinasi metode daring sebanyak 70 persen dan luring 30 persen. Program ini terdiri dari paket modul yang berlangsung selama 6 bulan dengan total 310 jam pelatihan,” ungkapnya.
Proporsi kegiatan belajar PGP terdiri dari 70 persen belajar di sekolah (on the job learning), 20 persen belajar bersama rekan sejawat dan 10 persen belajar dengan aktor dalam PGP yakni Instruktur, Fasilitator, dan pengajar praktik.
“PGP ibarat sebuah janin selama 6 bulan ini diinisiasi dengan Learning Management System (LMS) digunakan sebagai sarana bagi para pihak yang terlibat. Sehingga saat kelahiran dapat diterima di dunia untuk berinteraksi dalam pembelajaran kolaboratif secara langsung,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, S. Hariyanto menambahkan, guru penggerak bukan organisasi yang eksplosif namun organisasi yang dapat berkolaborasi dengan pemerintah daerah.
“PGP ini dikemas untuk bisa menjadi kepala sekolah, pengawas, dan fasilitator yang harus mampu menjadikan pembelajaran yang unggul dan profesional,” tandas Hariyanto. Kegiatan ini juga menampilkan tari Remo, Jula-Juli dan Tembang Mocapat dari peserta lokakarya.
Dan dilanjutkan dengan kunjungan ke beberapa stand yang menampilkan kreatifitas dan inovasi dalam mengajar dari seluruh peserta Lokakarya. Turut hadir dalam kegiatan ini, Asisten I Suyono, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Gresik Kiswanto, Kepala Sekolah SD, SMP, SMA/SMK se-Kabupaten Gresik. (dra)