Surabaya, (pawartajatim.com) – Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (Himasitra) Petra Christian University (PCU) Surabaya kembali menggelar Petra Civil Expo (PCE) 2023. Dalam ajang ini, ada tiga kompetisi bertaraf nasional yang dilombakan. Yakni, Bridge Competition, Earthquake Resistant Design Competition, dan Lomba Kuat Tekan Beton.
“Ini kompetisi tahunan bagi generasi muda dalam mendesain struktur bangunan yang kuat, efisien dan bermutu tinggi. Khusus kompetisi Kuat Tekan Beton telah dilaksanakan bulan lalu,” kata Winston Sujayaputera, Ketua PCE 2023, saat ditemui di sela-sela penjurian di Kampus PCU Surabaya, Sabtu (6/5).
Untuk Bridge Competition, tercatat ada 38 tim level SMA dan 58 tim untuk level Universitas. Sedangkan, untuk peserta Earthquake Resistant Design Competition level Universitas se-Indonesia sebanyak 27 tim.
Babak eliminasi Bridge Competition tingkat SMA dilaksanakan selama dua hari. Panjang maket jembatan tiap level memiliki syarat yang berbeda. Untuk level SMA panjangnya mencapai 400-450 mm dengan lebar 70-100 mm dan tinggi 150-250 mm.
Pembebanannya juga dilakukan hanya dua titik saja dari tiga titik pembebanan yang ada. Total pembebanannya maksimal 35 kilogram. Sedangkan, untuk level Universitas panjangnya 500-550 mm, dengan lebar 80-100 mm dan tinggi 160-200 mm.
Pembebanannya dilakukan tiga titik dari lima titik pembebanan yang ada. Total pembebanannya mencapai 45 kilogram. Saat babak eliminasi ini, para peserta telah membuat maket jembatan dari rumah masing-masing dengan menggunakan kayu balsa yang telah disediakan oleh panitia dengan ukuran 3x3x1000 mm.
Berbeda dengan babak final, nantinya para peserta diminta membuat langsung di kampus PCU Surabaya. “Jadi, nanti panitia yang akan melakukan uji pembebanan dengan cara penggerojokan kerikil. Akan diambil hanya 10 tim saja masing-masing jenjang dengan efisiensi tertinggi dari maket jembatan yang telah diserahkan ke panitia,” jelas Rony Hartono, Ketua Bridge Competition 2023.
Sedangkan, untuk babak eliminasi Earthquake Resistant Design Competition dengan level mahasiswa hanya akan dilaksanakan satu hari saja. Maket bangunan tahan gempa yang telah dibuat mahasiswa sebelumnya di rumah itu masing-masing berbahan triplek dan kayu balsa dari panitia.
Saat babak eliminasi akan dilakukan penggetaran bangunan secara bertahap mulai dengan kecepatan terendah (level 1) hingga paling cepat (level 5). “Kami menggunakan titik koordinat saat melakukan tes kekuatan maket tahan gempa tersebut. Dari 27 tim itu hanya akan diambil 10 tim terkuat untuk dapat maju ke babak final pada minggu berikutnya dengan membuat langsung on the spot yang digabungkan dengan menggunakan lem G,” ungkap Nathanael Kenneth Suryawan, Ketua Earthquake Resistant Design Competition 2023. (red)