Malang, (pawartajatim.com) – Api perjuangan pendukung Puan  Maharani menggelorakan semangat kebangsaan. Bung Karno, Sang Proklamator dan Bapak Bangsa pernah berkata  ‘Apa yang dilahirkan oleh api, tidak akan meleleh walau terus menerus diterpa sinar matahari’.

Sebagai bangsa, kita sering menjadi dingin, terlebih setiap menjelang prosesi dan kontestasi demokrasi. Bahkan sering terjebak atau dijebak pada kondisi situasi disharmoni akibat pilihan politik yang berbeda.

Padahal ini jauh dari cita-cita luhur pendiri bangsa yang menjunjung tinggi persatuan dalam perbedaan, sebagaimana tercantum dalam Pancasila dan sesanti Bhineka Tunggal Ika. ‘’Pengalaman ini mengajarkan kepada kita   untuk bersama sama mengambil langkah bijaksana, dengan memilih untuk mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Ketua DPD Gema Puan Jawa Timur/Jatim, Nanang Sutrisno, SH, MM kepada pawartajatim.com di Malang, Minggu (10/10).

Melalui deklarasi di Hotel Gayatri ini, Gema Puan Jatim, ingin menyalakan api, yaitu api  perjuangan, yang percikannya diharapkan dapat menjalar dan menggelorakan semangat kebangsaan. Selain daripada itu, untuk menjamin keberlangsungan proses berbangsa dan bernegara, Gema Puan Jatim memandang perlu pada pemilu 2024 yang akan datang untuk memilih presiden yang memiliki rasa semangat kebangsaan yang tinggi dan komitmen kuat untuk mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 45.

Dan kami telah melakukan pergulatan pemikiran dan perdebatan panjang untuk menjatuhkan pilihan kepada Puan Maharani. “Bagi kami Puan Maharani bukan sekedar Ketua DPR RI  dan Menteri Koordinator perempuan pertama di Indonesia, tetapi lebih dari itu Puan Maharani adalah sosok seorang negarawan sejati. Memiliki karakter pemimpin cerdas, pekerja keras, dan tak banyak bicara,” jelas alumni Universitas Airlangga ini.

Di dalam darah Puan Maharani mengalir darah agung Nusantara, dimulai buyutnya Raden Soekemi (Jawa Dwipa), dan Ida Ayu Nyoman Rai Sirimben (Bali Dwipa), kakeknya, Soekarno (Jawa Dwipa), Fatmawati (Swarna Dwipa), ibu dan ayahnya Megawati Soekarnoputri(Jawa Dwipa),  Taufik Kiemas (Swarna Dwipa).

Apabila ditarik lebih jauh urutan leluhurnya akan sampai pada raja raja kerajaan besar yang  pernah berjaya di Nusantara yaitu Majapahit, Sriwijaya, dan Bedahulu. Mantan anggota termuda DPRD Surabaya ini berharap percikan api perjuangan Gema Puan Jawa Timur dapat menyala dan berkobar kobar.

“Kerja Politik, berupa komunikasi dan penggalangan di masyarakat akan terus  dilakukan Gema Puan Jawa Timur mulai sekarang, secara masif, sistematis, terukur, efektif, dan efisien,” tambah penghobi olahraga berkuda ini. (nn)