Surabaya, (pawartajatim.com) – Tim Dosen Institut Teknologi Telkom Surabaya (ITTelkom Surabaya) menciptakan alat rehabilitasi robot atau Re-Bot bagi pasien pasca stroke dengan kelainan foot drop atau spastik. Alat tersebut dirancang untuk membantu fisioterapi dalam pemulihan fungsi motorik pasien.
Alat rehabilitasi robot atau Re-Bot yang dirancang Tim Dosen ITTelkom Surabaya ini berawal dari banyaknya pasien pasca stroke yang akan melakukan rehabilitasi. Namun, dalam proses rehabilitasi itu biasanya pasien dibantu secara langsung oleh terapis.
Masalahnya, terapis tentu tidak bisa mendampingi setiap waktu karena harus mendampingi pasien lain. Re-Bot ini muncul untuk membantu mengisi jadwal kosong yang tidak bisa dibantu oleh terapis. Sehingga, latihan atau rehabilitasi pasien juga bisa lebih intens.
Dosen Pembuat Re-Bot, Dimas Adiputra, menjelaskan, robot rehabilitasi ini berfungsi membantu agar kaki pasien pasca stroke bisa terangkat ketika berjalan. Sebab, pasien pasca stroke akan mengalami kaki jatuh atau foot drop.
Sehingga, ketika pasien mengangkat kakinya, Re-Bot dapat meminimalisir kemungkinan pasien untuk jatuh. Jadi ini untuk jalan. Ketika jalan ini akan membantu supaya kaki pasien terangkat. Karena kondisi pasien pasca stroke akan mengalami kaki jatuh atau foot drop.
‘’Nah, ketika kaki diangkat akan meminimalisir kemungkinan akan jatuh. Kemudian, bisa dipakai untuk latihan flexi untuk bisa ke arah kursi atau ke arah atas dan bawah. Itu diulang-ulang agar otot bisa meningkat lagi. Caranya dengan menggerakkan kaki,” kata Dosen Teknik Elektro di Surabaya Senin (27/3).
Untuk proses recovery, lanjut Dimas, setiap pasien pasca stroke tidak bisa ditentukan. Sebab, mereka memiliki waktunya masing-masing untuk bisa sembuh dari stroke. Namun, kuncinya adalah bagaimana latihan menggunakan Re-Bot ini bisa dinaikkan intensitasnya.
Rektor ITTelkom Surabaya, Dr Tri Arief Sardjono, mengatakan, pihaknya juga berencana melakukan kerja sama dengan sejumlah rumah sakit dalam pengembangan dan uji coba alat Re-Bot ke pasien. Dokter rehabilitasi medisnya bisa monitor lewat gadget atau via computer. Dan, ini masih terus dikembangkan.
‘’Jadi, kita bersama-sama beberapa rumah sakit, ada RSUA, RSHU bekerja sama untuk pengembangan dan uji coba ke pasien,” ujarnya. Kedepan, alat rehabilitasi robot ini akan dikembangkan lebih lanjut. Terutama dengan menambahkan sistem monitoring untuk mengontrol pasien dari jarak jauh. Pasien bisa latihan di rumah, namun bisa tetap dipantau langsung oleh dokter atau terapis dari jarak jauh. Selain itu, juga akan ditambahkan fitur-fitur terbaru. (red)