Surabaya, (pawartajatim.com)  – Musik tradisional saat ini semakin terkikis oleh modernitas zaman. Seperti halnya pada alat musik tradisional khas Jawa Timur/Jatim. Yakni Gamelan yang peminatnya pada generasi muda semakin berkurang.

Pasalnya, di era zaman modern sekarang ini banyak generasi muda yang lebih tertarik kepada hal-hal yang berbau modern ketimbang tradisional. Mereka lebih menyukai k-pop ataupun musik modern lainnya.

Namun ironisnya, orang asing dari luar negeri justru lebih tertarik untuk menikmati dan mempelajari Gamelan yang merupakan salah satu waeisan budaya bangsa Indonesia dari daerah Jatim.

Menyikapi semakin terkikisnya peminat generasi muda terhadap alat musik tradisional ini, membuat salah satu group/sanggar musik Gamelan dari pelajar SMP di Sekolah Nasional Star Academy (NSA) Surabaya berusaha mengkampanyekan warisan budaya bangsa ini.

Dengan mengenalkannya kepada orang asing ataupun Mahasiswa asing untuk tertarik mempelajari Gamelan. Ikhwan, salah satu pengajar kelas musik tradisional dari Sekolah Nasional Star Academy (NSA) Surabaya menuturkan jika mempelajari Gamelan bagi generasi muda sangatlah muda, yang terpenting mereka tertarik dan menyukai seni musik.

Namun, tantangan yang dihadapi para pengajar musik tradisional ialah banyaknya generasi muda yang tak tertarik pada musik tradisional, mereka lebih menyukai hal-hal yang berkaitan dengan modernisasi zaman.

“Yang terpenting dalam mempelajari Gamelan ialah anak menyukai seni musik, dari situ maka munculah ketertarikan lebih dalam untuk mempelajari Gamelan,” tuturnya. Sementara itu, Zoey, salah satu siswi SMP Nasional Star Academy (NSA) Surabaya yang tergabung dalam grup musik Gamelan di sekolahannya ini, menuturkan awalnya dulu kurang tertarik dalam mempelajari alat musik tradisional.

Namun, lambat laun, ia jadi menyukai dan ketagihan untuk memainkan Gamelan bersama teman temannya. “Awalnya dulu saya tidak begitu suka,  tapi lama kelamaan saya jadi cinta kepada alat musik tradisional Gamelan ini. Apalagi saya merasa ketagihan memainkannya terus ketika berlatih bersama teman teman,” ungkapnya.

Di tengah minimnya generasi muda terhadap musik tradisional gamelan, namun masih banyak orang asing atau mahasiswa asing yang tertarik untuk mempelajarinya. Seperti halnya pada Ivan, salah satu Mahasiswa asing asal Filipina ini mengaku tertarik belajar Gamelan.

Menurut dia alat musik tradisional ini tidak kalah keren dibandingkan dengan alat musik modern lainnya. “Ini sangat keren, karena saya juga bermain piano, dan ada kemiripan, karena gamelan menggunakan 2 tangan, sementara untuk piano menggunakan 10 jari, dan dapat bermain cepat untuk memukul alat musiknya.

Ini menjadi pengalaman pertama saya, sangat menyenangkan dan saya berharap dapat memainkannya kembali di kemudian hari,” jelas Ivan, Mahasiswa Filipina. Gamelan merupakan suatu orkestra musik tradisional khas Jawa dengan instrumen logam yang dibentuk dalam bilah, gong kecil dan besar, instrumen gesek, instrumen tiup, serta kendang. Instrumen-instrumen tersebut dimainkan dengan pola ketukan yang berbeda.

Biasanya gamelan karawitan Jawa terdiri atas 2 tanggal nada, yaitu pelog dan slendro, yang diwujudkan dengan dua instrumen identik, tapi dengan bilah bunyi yang berbeda. Gamelan karawitan Jawa terdiri atas bonang, demung, saron, gambang, kenong, slenthem, rebab, gong, dan kendang. Alat musik yang berperan sebagai penunjuk suasana dan tempo adalah kendang.

 Penabuh kendang biasanya adalah orang yang memahami dengan baik unsur-unsur karawitan, baik lagu dan syair, tempo, serta peran masing-masing instrumen. (red)