Surabaya, (pawartajatim.com) – Sekolah Nation Star Academy/NSA Surabaya jadi host dalam acara kunjungan puluhan mahasiswa dan dosen enam negara di Asia dalam rangka pengenalan seni & budaya tradisional Indonesia. Acara kunjungan yang dimotori ITS melalui Divisi Global Partnership ini merupakan acara rutin yang diadakan bekerja sama dengan NSA yang berlokasi di Jalan Darmahusada Indah Barat VI/1, Surabaya.

Dalam kesempatan ini NSA mengenalkan tiga jenis alat musik tradisional kepada puluhan mahasiswa dan dosen mancanegara tersebut. Yakni, angklung, kulintang dan gamelan. Selain sebagai mata pelajaran seni terkait extra kurikuler, ketiga alat music tradisional tersebut memiliki keistimewaan dan keunikan tersendiri.

‘’Ada enam professor dan puluhan mahasiswa dan dosen dari enam negara yang belajar cara bermain gamelan, angklung dan kulintang kepada siswa NSA. Ini kebanggaan tersendiri buat kami sebagai pengajar di sini,’’ kata Principal of NSA Junior High School, Inggriette Liany Widyasari, S.T., kepada pawartajatim.com di Surabaya Jum’at (3/3).

Menurut dia, kegiatan seperti ini sebenarnya setiap tahun dilakukan bekerja sama dengan ITS melalui Divisi Global Partnership. Kegiatan yang berskala nasional ini sempat terhenti karena adanya  pandemi corona-19. Setelah tiga tahun terhenti, sekarang diaktifkan kembali.

Puluhan siswa/siswi NSA sedang mengajari bermain gamelan dengan menyanyikan lagu gundul-gundul pacul dan cublek-cublek suweng. (foto/bw)

Sementara, Guru Seni Kulintang, Fidel, menambahkan, kedatangan 33 mahasiswa dan dosen termasuk enam professor dari enam negara ini untuk belajar seni music gamelan, angklung dan kulintang.

Adapun keistimewaan dan keunikan ketiga alat music tradisional ini, kata Fidel, mahasiswa dan dosen yang berasal dari Jepang, Filipina, Malaysia, Thailand, Kamboja dan India tersebut akan mencoba memainkan ketiga alat musik tradisional yang akan dipandu dan dibimbing oleh siwa-siswi SMP Nation Star Academy. Angklung.

Masyarakat Sunda menyediakan waktu-waktu khusus untuk membuat angklung biasanya pada pagi hari atau siang menjelang sore. Mereka percaya bahwa waktu-waktu tersebut merupakan saat tepat membuat angklung karena air dalam kandungan air dalam bambu yang sedikit.

Dilansir dari situs resminya, UNESCO memasukkan angklung sebagai warisan kebudayaan dunia pada 16 November 2010 yang lalu. UNESCO menetapkan 16 November setiap tahunnya sebagai Hari Angklung se-dunia yang diperingati untuk menghormati alat musik khas Sunda tersebut.

Principal of NSA Junior High School, Inggriette Liany Widyasari, S.T. (foto/bw)

Sementara, keunikan kolintang adalah ketika memainkanya maka diperlukan 3 stik dimana tangan kanan memegang 2 stik dan tangan kiri memegang 1 stik. Selain itu, alat musik kolintang pada mulanya merupakan alat musik ritual yang dipakai untuk pemujaan kepada leluhur dan dikemudian hari berkembang menjadi alat musik adat suku Minahasa Gamelan.

Walaupun berasal dari tanah Jawa, Gamelan dikenal dengan baik oleh masyarakat dunia. Bahkan, kini Gamelan menjadi mata kuliah wajib dibeberapa universitas luar negeri. Seperti Universitas California yang berada di Barkeley, Amerika Serikat, dan Tokyo University of Fine Art and Music di Jepang.

Bahkan, di New Zealand School of Music (NZSM) Gamelan Jawa sudah menjadi kurikulum tetap dan kursus untuk mempelajari Gamelan di sana selalu kelebihan kuota peserta. Di Jepang, musik Gamelan termasuk musik kelas atas karena iramanya yang mampu membuat relaks dan lembut di telinga.

Pada tahun 1977 musik Gamelan masuk dalam proyek Voyager miliki NASA. Pada saat itu musik Gamelan masuk Golden Record yang lalu dikirim ke luar angkasa. Selain mengenalkan seni budaya Indonesia melalui alat music, ada juga penampilan Wushu yang dipersembahkan oleh siswa-siswi NSA dimana dalam bidang olahraga Wushu ini NSA meraih banyak prestasi dalam ajang piala Presiden Kejuaraan Nasional Wushu 2022 dengan perolehan 4 Medali Emas, 4 Medali Perak, dan 1 Medali Perunggu.

NSA sebagai sekolah berstandard internsional senantiasa meng-akomodasi minat dan potensi siswa-siswinya untuk mencapai Academic Excellence yang diimbangi juga oleh Non-Academic Field Achievements.

Secara khusus ITS Divisi Global Partnership yang merupakan salah satu Perguruan Tinggi Negeri terbaik dan terbesar di Indonesia secara periodik telah memilih dan mempercayakan NSA sebagai rekanan terkait kegiatan Comtech dimana berbagai mahasiswa mancanegara berkumpul bersama untuk belajar tentang seni dan budaya Indonesia.

Disamping memfasilitasi siswa-siswi nya belajar seni budaya tradisional Indonesia, NSA juga membekali siswa-siswinya dengan skill dan knowledge tentang seni budaya mancanegara seperti modern dance, culinary arts, ballet dance, wushu dan masih banyak lagi bidang arts & talents lain nya dimana secara keseluruhan berjumlah 31 bidang extra kurikuler yang berfokus untuk mempertajam serta memperkuat skill, knowledge dan talenta mereka.

Hal ini sesuai dengan motto dari Nation Star Academy yaitu School for Life, School of Talent, & School of Champion. (bw)