Surabaya, (pawartajatim.com) – Potensi industri tekstil di Jawa Timur/Jatim sangat besar, tak kalah dengan Jawa Barat maupun Jawa Tengah. Terutama bagi pelaku usaha sektor konveksi. Karena itu, para pelaku bisnis di Surabaya dibidang konveksi optimistis. Kedepan industri konveksi bakal lebih menggeliat pasca pandemi setelah hampir tiga tahun tiarap.
“Kami akan menyumbang banyak untuk konveksi, barang-barang yang bisa mendukung UMKM Jatim,” kata Owner Mahex Textile, Danny, Sabtu (11/2). Karena itu, dia berani mendatangkan banyak pilihan jenis kain dengan harga kompetitif.
“Jadi, semakin banyak kita datangkan barang konveksi dengan harga yang lebih bersaing semakin baik. Karena barang-barang konveksi mampu menyerap banyak tenaga kerja,” ujarnya. Optimisme itu juga ditunjang kenaikan penjualan sejak tahun lalu meskipun angkanya belum mencapai 100 persen.

Menurut dia, pertumbuhan sales pasca pandemi memang terjadi secara bertahap. “Memang ada peningkatan tapi tidak seperti tiga tahun lalu. Belum signifikan, mungkin step by step. Alhamdulillah sekarang sudah ada peningkatan penjualan 50 persen di Jatim. Tapi kalau saya lihat di Jabar dan Jateng itu sudah 70 persen. Ini kayaknya terlambat untuk Jatim. Tren itu mulainya dari DKI dulu, ke Jateng baru Jatim,” ujarnya.
Ia melihat pasca pandemi permintaan kain bahan baju pengantin bakal tinggi setelah tiga tahun vakum acara besar. Peluang market bridal sendiri cukup besar. Karena dalam satu kali pesta pernikahan membutuhkan kain seragam bagi seluruh keluarga besar mencapai 50-60 orang.
Demikian pula untuk pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang konveksi. Mereka mencari kebutuhan bahan baku produksi seperti kain hijab chiffon dan katun mulai dari kualitas paling murah hingga premium.
Soal harga bahan tekstil, Danny memastikan bahwa angkanya masih bisa diserap oleh UMKM. Kemudian kain untuk bridal atau gaun pernikahan seperti jenis tile dan brokat tersedia dengan harga per meter mulai dari Rp20.000. Untuk kualitas premium mulai dari Rp 3 juta sampai Rp 8 juta-an per meter.
“Makanya saya berani membuka store sebesar ini, karena peluangnya untuk Jatim bagus sekali. Saya lihat di Jateng dan Jabar sudah, Jatim yang belum. Ini adalah kesempatan kita mengambil peluang itu,” ucap Denny.
Ia berharap terjadi peningkatan penjualan hingga 75 persen pada tahun ini. Karena di tokonya (Mahex Textile) dulunya merupakan toko kain ternama di Jembatan Merah Plaza (JMP) Surabaya sebagai pusat garmen.
Mahex Textile tahun ini juga kembali menyasar market wholesale dan retail setelah pandemi hanya bertahan dengan market retail saja. Sebab, banyak industri garmen tiarap. Pasar wholesale konveksi kebanyakan dari wilayah pinggiran seperti Tuban, Bojonegoro dan Sidoarjo. (red)