
Banyuwangi (pawartajatim.com)– Jalur evakuasi di Gunung Raung di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, menyedihkan. Jalur evakuasi satu-satunya ini kondisinya rusak parah. Jika dibiarkan, dikhawatirkan akan menyulitkan petugas jika terjadi erupsi. Padahal, gunung setinggi 3.332 mdpl ini berstatus level dua alias waspada.
Jalan yang rusak panjangnya sekitar 100 meter. Jalan aspal ini menjadi rute satu-satunya menuju Gunung Raung. Kondisi terparah berada di samping Kantor Pos Pemantau Gunung Api (PPGA) Raung. Seluruh aspalnya mengelupas. Hanya tersisa bebatuan. Sangat berbahaya.
Jalur yang rusak ini pernah dihotmix sekitar tahun 2015. Kala itu, Gunung Raung mengalami erupsi hebat. Bahkan, menganggu penerbangan di Surabaya, Bali hingga Australia. Lalu, jalur ini diaspal mulus. “ Sejak Oktober kemarin, jalan ini terus dilanda banjir. Belum lagi, dilalui truk pengangkut tebu. Akhirnya rusak parah,” kata Burhan Aletea, petugas PPGA Raung, Selasa (6/12/2022) siang.
Setiap hari, jalur evakuasi ini dilalui warga yang berangkat ke kebun. Panjang jalur ini sekitar 2,5 kilometer, lalu menuju puncak Raung. Pihaknya khawatir, jika jalur evakuasi ini dibiarkan rusak, akan berdampak fatal. Apalagi, ini adalah jalur satu-satunya untuk evakuasi warga. “ Harapannya, segera diaspal lagi. Karena ini jalur evakuasi yang vital,” jelasnya.
Akibat jalur evakuasi yang rusak, tak jarang warga jatuh. Pun dengan petugas PPGA yang berangkat ke kantor. Sering kali terjatuh ketika melintas. “ Kondisinya memang benar-benar parah. Aspalnya habis dibawa banjir saat hujan,” tegasnya.
Gunung Raung Banyuwangi naik level dari normal ke waspada, akhir Juli 2022. Status waspada ini dipicu gempa tremor yang intensitasnya bertambah. Sedikitnya, 4 kecamatan dinyatakan paling rawan erupsi dari gunung di barat daya kota Banyuwangi ini. Terakhir, Gunung Raung mengalami erupsi dahsyat pada 2015. (udi)