Banyuwangi (pawartajatim.com) – Darurat sampah melanda Kabupaten Banyuwangi, terutama di aliran sungai. Saking parahnya, satu aliran sungai mampu memproduksi hingga 5 ton sampah hanya hitungan hari. Mayoritas adalah sampah plastik. Mengantisipasi naiknya volume sampah ke sungai hingga ke laut sebanyak 100 jaring dipasang di sejumlah sungai dan muara.
Pemasangan jaring ini juga dilakukan di sejumlah aliran irigasi di Banyuwangi. Alat ini berfungsi menghadang sampah agar tidak menumpuk di muara atau bendungan. “Hingga akhir tahun ini, kami targetkan bisa terpasang 100 jaring di sejumlah sungai, muara sungai, maupun aliran irigasi di Banyuwangi. Jaring ini berguna menghadang sampah agar tidak sampai masuk ke laut,” kata aktivis Sungai Watch, Gary Bencheghib dalam aksi bersih-bersih Kali Lo, kawasan Pantai Marina Boom, Banyuwangi, Selasa (4/10/2022) siang.
Pria yang akrab dipanggil Gary ini mengatakan sejak 26 September lalu, pihaknya sudah pembersihan sampah di sejumlah lokasi di Pantai Marina Boom, termasuk aliran sungai Kali Lo.
Hanya delapan hari, total sampah yang berhasil dikumpulkan mencapai 23 ton. Bahkan, hari pertama beraksi, pihaknya mengumpulkan sampah hingga 5 ton. “ Mayoritas sampah plastik. Seperti, plastik sachet, sterofoam, tas plastik dan botol minuman,” jelasnya.
Aktivitas membersihkan sungai ini akan fokus di tiga wilayah di Banyuwangi. Diantaranya, Kecamatan Bangorejo, Muncar dan Banyuwangi. Kegiatan ini melibatkan 23 personel relawan, termasuk warga sekitar. “Setelah sampah terkumpul, akan dibawa ke gudang kami di Bangorejo. Selanjutnya akan dilakukan pemilahan dan pendataan, terkait merk dan asal produk, sehingga kita bisa tahu polutan terbesar di sini berasal dari mana,” tegasnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berharap aksi relawan pembersihan sampah ini menjadi motivasi warga untuk peduli lingkungan. Salah satunya, tidak membuang sampah ke sungai. “ Kalau tidak ada kesadaran masyarakat, hasilnya tidak maksimal,” katanya. (udi)