Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Aksi sosial yang digelar emak-emak di Desa Rejoagung, Kecamatan Srono, Banyuwangi ini layak diacungi jempol. Merayakan Hari Palang Merah Indonesia (PMI), mereka menggelar aksi donor darah massal, Sabtu (3/9) siang.
Kegiatan ini digelar di Rumah Donor Rejoagung di desa setempat. Digelar swadaya, donor massal ini diikuti ratusan emak-emak. Saking banyaknya, petugas PMI Banyuwangi hingga kehabisan kantong darah. Sejumlah ibu-ibu terpaksa pulang lantaran tak mendapat kantong darah.
Yang menarik, dari sekian pendonor mayoritas adalah pemula. Artinya, baru berdonor pertama kali. Rata-rata, mereka tertarik berdonor lantaran manfaatnya. “Katanya, kalau donor tambah sehat, badan terasa ringan. Ternyata benar, rasanya lebih segar,” kata Endang (45), salah satu pendonor.
Donor massal kali ini bukan yang pertama. Namun, rutin digelar 3 bulan sekali. Aksi sosial ini sudah berlangsung sejak tahun 2018. Setiap aksi donor, pesertanya selalu bertambah. “Diawal dulu hanya sekitat 50 orang. Sekarang terus bertambah hingga 200 orang,” kata pemilik Rumah Donor Rejoagung, dr Khusnul Imama.
Donor ini biasanya hanya disosialisasikan melalui media sosial. Namun, minat warga terus bertambah. Tak hanya kaum ibu-ibu, puluhan bapak – bapak juga ikut berdonor. Yang unik, usai donor mereka dijamu dengan bakso dan aneka makanan.
Mereka juga dihibur pentas musik dangdut. Banyaknya pendonor ini membantu stok darah di PMI Banyuwangi. Selama ini, stok darah di PMI paling banyak disumbang dari komunitas pendonor. Kalau hanya mengandalkan donor di kantor PMI, sangat minim.
‘’Kebutuhan darah kita rata-rata 1600 kantong per bulan,” kata Koordinator Donor PMI Banyuwangi, Agus Supratman. (udi)