Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Dewan Perwakilan Rakyat/DPR Republik Indonesia/RI memberikan perhatian khusus ajang G-20 di Bali. Wakil rakyat di Senayan ini meminta pengawasan keselamatan pelayaran di Selat Bali diperketat.

Tujuannya, mengantisipasi kemungkinan delegasi asing yang mampir ke Banyuwangi. Hal ini disampaikan anggota Komisi V DPR RI, Sumail Abdullah, disela memantau kegiatan proyek padat karya di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Rabu (10/8) siang.

Menurut dia, cuaca di Selat Bali kerap kali berubah. Terutama, arus laut yang cukup berbahaya bagi pelayaran. Tak jarang, menganggu pelayaran. Bahkan bisa berakibat fatal dengan kecelakaan kapal. “Ini yang kami minta diwaspadai Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP). Surat Izin Berlayar (SPB) harus diawasi ketat, terutama keselamatan pelayaran,” kata politisi Gerindra ini.

Komisi V DPR menjadi mantra Kementerian Perhubungan. Karena itu, pihaknya selalu mendorong keselamatan pelayaran di Selat Bali. Apalagi, pihaknya yang asli Banyuwangi memahami betul perubahan cuaca di jalur Ketapang – Gilimanuk.

“Menjelang G-20 yang digelar di Bali, tentunya pengawasan keelamatan pelayaran harus diperketat. Bisa jadi, ada delegasi yang ke Banyuwangi,” tegasnya. Selain memperketat izin berlayar, peralatan keselamatan kapal diminta diawasi ketat.

Tujuannya, ketika cuaca buruk, kesiapan petugas bisa dilakukan dengan cepat. Sehingga, menghindari jatuh korban ketika terjadi kecelakaan laut. Kepala KSOP Kelas III Tanjungwangi, Banyuwangi, Letkol Mar Benyamin Ginting, memastikan syarat mendapatkan Surat Izin Berlayar (SIB) bagi kapal di Selat Bali sangat ketat.

Hal ini untuk memastikan kelaikan kapal sebelum menempuh pelayaran. “Uji petik kapal dilakukan berkala. Saat cuaca buruk, ada aturan khusus untuk berlayar,” jelasnya. (udi)