Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Sebanyak 30 warga sekitar Pelabuham Tanjungwangi, Banyuwangi diajak program padat karya, Rabu (10/8) siang. Mereka adalah warga terdampak pandemi Covid, ekonominya terganggu. Banyak yang menganggur.
Kegiatan padat karya ini mengerjakan sejumlah proyek ringan di kawasan pelabuhan. Diantaranya, membuat pos jaga, membuat dan mengecat portal. Para pekerja ini diberikan waktu dua hari untuk menyelesaikan pengerjaan proyek.
“Jadi, ini kegiatan Kementerian Perhubungan untuk memberdayakan warga yang terdampak pandemi. Warga yang menganggur atau setengah menganggur dilibatkan mengerjakan proyek untuk mendapatkan penghasilan,” kata Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas III Tanjungwangi, Banyuwangi, Letkol Mar Benyamin Ginting.
Padat karya ini yang kedua kalinya digelar. Sebelumnya, warga juga diajak kegiatan serupa. Dengan bekerja dua hari, pendapatan warga peserta padat karya ini cukup lumayan. Pekerjaannya juga tidak berat. Pun tidak membutuhkan skill khusus.
“Kerjanya hanya dua hari, hasilnya lumayan,” kata Sugiarto, salah satu warga. Anggaran program padat karya ini diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 27 tahun 2017. Sehingga, nilai anggarannya digelontor langsung dari APBN.
“Kegiatan ini cukup bagus untuk memberdayakan warga yang terdampak pandemi. Kami akan berjuang di pusat agar kegiatan ini bisa berlanjut di anggaran perubahan,” kata anggota Komisi V DPR RI Sumail Abdullah, disela memantau program padat karya di Pelabuhan Tanjungwangi.
Politisi Gerindra asal Banyuwangi ini sepakat kegiatan padat karya dibuat untuk mendukung keamanan pelabuhan. Salah satunya, membuat pos jaga dan portal masuk. Sebab, keamanan pelabuhan menjadi tanggung jawab KSOP.
“Kita akan dorong kegiatan ini bermanfaat bagi masyarakat, dan juga pelabuhan,” tutupnya. (udi)