Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Peredaran narkoba di Banyuwangi mengkhawatirkan. Mirisnya, obat terlarang ini sudah masuk ke Sekolah Dasar (SD). Mengantisipasi jaringan narkoba ke sekolah, para kepala sekolah (kasek) di Banyuwangi diajak siaga mengawasi peredaran barang haram tersebut.

Tak hanya mengawasi, para kasek diminta mendeteksi sejak dini kemungkinan para siswa terpapar narkoba. Sehingga, jika ditemukan kasus, proses penanganannya bisa cepat. Tidak sampa menular ke siswa lainnya.

“Darurat narkoba ini, sudah masuk ke tingkat SD. Karena itu, kami mengajak para Kasek dan para guru siaga,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno usai penandatanganan kerjasama rehabilitasi Narkotika antara Dinas Pendidikan dan DPD Lembaga Rehabilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika (LRPPN) Banyuwangi, Senin (1/8) siang.

Menurutnya, para Kasek dan guru, khususnya guru Bimbingan Konseling (BK) bisa bergerak mencegah masuknya narkoba ke sekolah. Salah satunya, kegiatan tes urin. Tak hanya siswa, para guru dan orang tua juga menjadi sasaran dari pencegahan narkoba.

Para guru akan diadakan tes urine rutin. Sedangkan, para wali murid bisa diberikan pemahaman tentang bahaya narkoba ketika musim raportan. “Kami bersama relawan juga akan mengusulkan pembuatan panti rehabilitasi. Siswa yang terpapar narkoba akan direhabilitasi. Namun, hak-hak pendidikannya tetap diberikan,” jelas Suratno.

Masuknya narkoba di tingkat SD ternyata sudah berlangsung lama. Parahnya, mereka yang terpapar justru kelompok pelajar perempuan. Modusnya, mereka membuat geng sekolah. Lalu, mengkonsumsi pil koplo.

“Jadi, sejak SD sudah memgkonsumi. Begitu masuk  Madrasah Tsanawiyah (MTs) terdeteksi menjadi pecandu. Ini yang akhirnya kami rehabilitasi,” kata Pembina  DPD LRPPN Banyuwangi, Hakim Said. Jika tak ditangani, pelajar yang terpapar pil koplo ini akan berlanjut menjadi pengguna narkoba begitu masuk SMA.

Karena itu, dengan kerjasama bersama sekolah, baik SD dan SMP, peredaran narkoba bisa dideteksi sejak dini. “Ini untuk mewujudkan Banyuwangi yang bebas narkoba,” tegas pria yang juga jurnalis ini. (udi)