Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Pelaku UMKM kopi di Banyuwangi benar-benar dimanjakan. Untuk mendongkrak pasar ekspor, mereka tidak harus jauh-jauh ke luar negeri. Sebaliknya, para pembeli dari luar didatangkan langsung ke Kota Gandrung. Mereka dipertemukan langsung dengan para pelaku UMKM kopi, Rabu (20/7) siang.
Salah satu pembeli yang datang dari luar negeri berasal dari Kanada. Negara ini menjadi salah satu importer kopi asal Banyuwangi. Dengan bertemu langsung dengan pelaku UMKM, importer bisa melihat langsung kualitas kopi yang akan dibeli.
“Kegiatan Ijen Coffer Market 2022 ini untuk memberikan kesempatan kepada pelaku UMKM kopi bertemu langsung pembeli luar negeri. Tujuannya, mendongkrak ekspor,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar, usai kegiatan.
Menurutnya, kopi tidak hanya bercerita tentang ekonomi, tapi juga ada kreativitas. Bahkan, banyak pelaku ekonomi kreatif menjadikan kopi sebagai bahan dasar. Kondisi ini membuat Banyuwangi cukup konsen dengan produksi kopi.
“Banyuwangi mengembangkan komoditas kopi dari on farm hingga off farm. Hasilnya, selalu ada peningkatan,” jelas Ipuk. Banyuwangi juga menjadi salah satu satu produsen kopi terbesar di Jawa Timur.
Bukan hanya kopi perkebunan, namun hasil panen petani rakyat. Jenisnya, robusta dan arabika yang dikenal berkualitas karena tumbuh di dataran tinggi. Lahan kopi di Banyuwangi mencapai 15.141 hektar. Total hasil panen mencapai 16.000 ton per tahun.
“Ini sangat tepat jika dijadikan pendorong ekspor. Apalagi, harga kopi dunia sedang naik akibat perubahan iklim,” tutupnya. Ajang pertemuan UMKM kopi dengan pembeli luar negeri ini dihadiri Wakil Menteri Perdagangan ri, Jerry Sambuaga.
Pejabat ini mengatakan ekspor non migas Indonesia, termasuk di dalamnya kopi, mulai Januari hingga Juni 2022, mencapai 24,56 Miliar USD. “Jadi tidak benar kalau Indonesia nilai ekspornya kecil,” kata Wamendag. (udi)