Surabaya, (pawartajatim.com) – Jika tak ada aral melintang, Jum’at (15/7) warga Jawa Timur/Jatim akan mempunyai Sekretaris Daerah/Sekda definitif yang baru. Hal ini diketahui dari keterangan resmi Gubernur Khofifah.

“Insya Allah Jum’at besok akan ada pelantikan Sekdaprov Jatim definitif. Untuk jamnya, nanti tanyakan ke Mas Ali (Kepala Biro Adpim Setdaprov Jatim) yang bagian undang-undang,” kata Khofifah Indar Pawaransa, kepada wartawan usai tasyakuran kepulangan haji di Grahadi Surabaya, Kamis (14/7).

Hingga saat ini belum ada yang mengetahui siapa calon Sekretaris Daerah Provinsi/Sekdaprov definitif yang akan dilantik itu. Juga tentang lamanya proses untuk memutuskan satu diantara tiga nama yang dikirimkan oleh Panitia Seleksi (Pansel) ke Jakarta akhirnya menimbulkan polemik.

Ada salah satu LSM yang menolak Sekdaprov Jatim yang notabene bukan dari Jatim dan tidak pernah bertugas di lingkungan SKPD Pemerintah Provinsi Jatim. Saya pikir tindakan mereka sudah kebablasan. Pakai bikin petisi penolakan segala.

Ponang Adji Handoko/Bonang (kiri) bersama seniornya. (foto/ist)

‘’Jangan berpikir picik dan kerdil. Kenapa? Saya menengarai LSM tersebut kurang baca regulasi, tidak tahu mekanisme dan prosedur hingga Panitia Seleksi mendapatkan tiga nama calon Sekdaprov Jatim akhirnya terpilih setelah melewati sejumlah tahapan seleksi,” kata Ketua Umum Aliansi Masyarakat Anti ( AMAK ) Indonesia, Ponang Adji Handoko, kepada pers Kamis (14/7) malam di Surabaya.

“Sepatutnya sebagai aktivis yang benar harus bersikap independen, berpikir jernih dan tidak perlu ada muatan kepentingan terhadap salah satu calon. Karena kerja keras dan sangat teliti Panitia Seleksi patut diapresiasi. Ada Prof Nuh, Prof Mas’ud Said, itu bukan orang sembarangan,” ujar pria yang akrab disapa Bonang.

Ia menambahkan, bursa calon Sekdaprov dimanapun dilakukan secara terbuka dan transparan. Misalnya, Jatim membuka bursa tersebut, semua putra-putri terbaik Bangsa Indonesia boleh mendaftarkan dirinya.

“Dipersilahkan mendaftar. Lha celakanya, misalnya nanti yang dilantik tidak berasal dari Jatim kemudian ditolak, ini berbahaya. Sekali lagi berbahaya. Bisa pecah NKRI jika ada aktivis seperti ini. Mereka sudah tidak mikirin persatuan dan kesatuan. Tapi kepentingan calon yang didukung. Mereka jika berpikir kritis, boleh tidak setuju. Tapi jangan sekonyong-konyong, ujug -ujug terus menolak,” kilahnya

Untuk diketahui, dari ketiga calon Sekdaprov Jatim tersebut satu diantaranya merupakan pelamar dari luar Pemprov Jatim. Yakni Adhy Karyono, yang saat ini duduk sebagai Staf Ahli Menteri Sosial Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial.

Sementara Dr Ir Jumadi saat ini merupakan Kepala Dinas Kehutanan Jatim dan berpengalaman menjadi Pj Sekdaprov Jatim di era Gubernur Soekarwo. Terakhir, Dr Nurkholis, saat ini menjabat Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral yang juga pernah menjabat Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jatim.

Sekretaris Pansel Sekdaprov Jatim, Aries Agung Paewai, kepada pers mengatakan, seluruh proses tahapan seleksi ini akan disampaikan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) untuk mendapatkan rekomendasi.

Selanjutnya, tiga nama terbaik ini akan ditelusuri latar belakangnya selama menjadi ASN maupun prestasi-prestasinya oleh TPA. Sebab, keputusan untuk memilih pejabat JPT Madya merupakan kewenangan penuh TPA. (bw)