Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Mencegah abrasi, sedikitnya 5000 batang pohon mangrove dan cemara ditanam di Pantai Cemara, Desa Kalirejo, Kecamatan Banyuwangi, Kamis (14/7) siang. Aksi penghijauan ini digelar jajaran TNI AD dari Kodim 0825/Banyuwangi bersama Pelindo Tanjungwangi dengan menggandeng pelajar dan mahasiswa.
Kawasan pesisir di pinggir kota Banyuwangi itu sengaja dipilih untuk penghijauan. Alasannya, pantai ini menjadi surganya kawanan penyu untuk bertelur. Pohon yang ditanam diletakkan di sepanjang bibir pantai yang bersinggungan langsung dengan Selat Bali.
“Sebelum kami menggelar penghijauan, ada sejumlah titik yang kami survei. Akhirnya, diputuskan di Pantai Cemara, karena ikut melestarikan ekosistem penyu,” kata Komandan Kodim (Dandim) 0825/ Banyuwangi, Letkol (Kav) Eko Julianto Ramadhan.
Alasan lainnya, Pantai Cemara dikelola oleh Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis). Sehingga, mangrove dan cemara udang yang ditanam akan ada yang merawat. Pohon yang ditanam juga diharapkan bisa mendukung pelestarian ekosistem penyu.
“Di Pantai Cemara ini juga ada penangkaran penyu dan destinasi wisata alam. Dengan mencegah abrasi, tentunya penyu akan lebih banyak mendarat dan bertelur, sekaligus mendukung wisata edukasi,” tegas perwira asal Jakarta ini.
Memiliki laut yang rawan abrasi, penanaman mangrove dan cemara menjadi kegiatan wajib di Banyuwangi. Apalagi, kawasan pesisirnya yang bersinggungan dengan Selat Bali memiliki ekosistem penyu yang beragam, bahkan spesies langka di dunia.
“Kami selalu konsen dengan penghijaun pesisir. Tahun ini, kami siapkan 5000 bibit mangrove dan cemara untuk perlindungan abrasi,” kata Dirut Pelindo Tanjungwangi, Banyuwangi, Pitria Kartika Sari.
Berlokasi di dekat kota, Pantai Cemara menjadi hutan kota yang cukup favorit dikunjungi wisatawan. Sejak tahun 2011, dilakukan penghijauan massal oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan. Kemudian, tahun 2013, dibentuk penangkaran tukik penyu.
Pantainya yang berpasir hitam, menjadi lokasi favorit kawanan penyu lekang untuk bertelur. Sebelum dikelola menjadi destinasi wisata, kawasan pesisir nelayan ini menjadi lokasi perburuan telur penyu.
“Sekarang, masyarakat bisa tetap melaut, sekaligus mengelola obyek wisata alam dan edukasi penangkaran tukik,” jelas Mohamad Muhyi, Ketua Pokdarwis Pantai Cemara. (udi)