Banyuwangi, (pawartajatim.com) –  Merebaknya wabah penyakit kuku dan mulut (PMK) di Jatim belum berdampak pada aktivitas jual beli ternak di Banyuwangi. Aktivitas pasar hewan di kabupaten ini tetap dibuka normal, belum ada penutupan.

Hanya lalu lintas ternak dari luar daerah yang ditutup total. Wabah PMK di Jatim sudah merebak di 14 kabupaten. Bahkan, mulai mendekati Banyuwangi. Terakhir, kasus PMK sudah ditemukan di Probolinggo dan Lumajang.

“Sejak merebaknya wabah PMK di Jatim, kami melarang masuknya ternak dari luar daerah, dari Situbondo dan Jember, termasuk dari Bali yang paling banyak dikirim ke Banyuwangi,” kata Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi, M. Khoiri, Jumat (20/5) siang.

Sementara, menghindari kepanikan peternak, pasar hewan lokal tetap diperbolehkan buka. Namun, dengan pengawasan ekstra ketat. Sedikitnya 5 pasar hewan tetap dibuka secara normal. Alasannya, belum ditemukan kasus PMK pada ternak di Banyuwangi.

Baik, pada sapi maupun kambing dan domba. “Jadi, kita maksimalkan ternak lokal, tentunya dengan pengawasan kesehatan yang ketat,” jelas Khoiri. Selain memberdayakan pasar hewan lokal, peternak dilarang mengirimkan ternak ke luar daerah.

Tujuannya, menghindari kontak dengan ternak lain. “Kami sudah bentuk tim dan keliling ke sentra ternak dan pasar hewan. Targetnya, mengedukasi kesehatan hewan,” jelasnya. Pihaknya juga memberikan vaksinasi dan pemeriksaan hewan gratis ke peternak. Targetnya, mendeteksi sejak dini kemungkinan munculnya penyakit PMK di Banyuwangi. (udi)