Surabaya, (pawartajatim.com) – Ada kegembiraan ketika pemerintah mulai membuka kembali tempat wisata. Hal itu ditandai dengan melandainya corona di Indonesia. Sehingga pemerintah mengendorkan peraturan yang terkait dengan pandemi corona.
Bak gaung bersambut, harapanpun muncul dari pemandu wisata. Salah satunya, Feri, pemandu wisata dari Visi Belitung yang akhir Maret lalu memandu puluhan wisatawan yang tergabung dalam ‘Wonderful Beach Wonderful Moment’ yang digelar PT Kliring Berjangka Indonesia/KBI.
‘’Dua tahun saya tidak bekerja mas, karena wabah corona. Sekarang, saya sudah mulai bisa bernafas karena obyek wisata mulai dibuka,’’ kata Feri, pemandu wisata dari Visit Belitung kepada pawartajatim.com, Selasa (3/5).
Alasannya, kata Feri, karena Kabupaten Belitung Provinsi Bangka Belitung/Babel, terkenal dengan hamparan pantai yang indah sekaligus sebagai pulau penghasil timah terbesar di Indonesia termasuk nomor dua di dunia saat ini mulai ramai kembali dikunjungi wisatawan. Baik wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Apalagi, provinsi ini secara geografis sangat menguntungkan karena berada pada poros tengah jalur lalu lintas Pulau Sumatra dan Selat Karimata yang merupakan jalur perdagangan internasional. Di Belitung ada juga Mercusuar yang dibangun pada 1882 dan terletak di Pulau Lengkuas yang menjadi salah satu daya tarik wisata Babel.
Selain daya tarik wisatanya, Provinsi Babel juga memiliki kekayaan alam yang terpendam yang menggiurkan dunia usaha. Seperti, cadangan timah di provinsi ini untuk cadangan bijih sebanyak 2,010 miliar ton, cadangan logam 2,04 juta ton, sumber daya bijih 9,97 miliar ton dan sumber daya logam 2,56 juta ton.
Karena itu, Indonesia tercatat sebagai negara penghasil timah terbesar kedua di dunia sekaligus pemilik cadangan timah terbesar di dunia. Tak berlebihan bila Kementerian Perdagangan/Kemendag tahun 2022, ditugaskan untuk mengangkat potensi unggulan Provinsi Kepulauan Babel selama 3 bulan pada Februari – Mei 2022.
Pelaksanaan pembukaan perdana (grand launching) Gernas BBI akan dilaksanakan di Provinsi Babel pada Mei 2022. Direktur Jenderal/Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, menuturkan, tahun ini, Kemendag akan melakukan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) di Babel dengan tagline Cahaya Bangka Belitung.

Kampanye Gernas BBI merupakan salah satu strategi dalam mendorong pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah/UMKM agar dapat bersaing. Baik di pasar lokal maupun global. “Melalui Gernas BBI, pelaku usaha diharapkan selalu berinovasi dalam mengembangkan kualitas produk menjadi lebih baik serta mampu mengikuti tren pasar sehingga dapat dikenal, digunakan, dan dicintai. Tidak hanya oleh masyarakat Indonesia namun juga oleh pasar global,” ujar Oke.
Pasar Timah
Mendukung Gernas BBI di Babel yang juga penghasil timah terbesar di Indonesia, dalam UU No 10/2011 tentang perubahan atas UU No 32/1997 tantang perdagangan berjangka komoditi. Salah satunya, mengatur pasar fisik timah.
‘’Jadi, semua transaksi fisik timah harus melalui bursa,’’ kata Sekretaris Perusahaan/Sekper PT Kliring Berjangka Indonesia/KBI, Dihan Yusro. KBI sendiri, berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi Perdagangan Timah Dalam Negeri mulai Maret 2021.
Menurut dia, pasar ekspor timah yang paling besar di China, Amerika dan Eropa. Karena timah merupakan bahan baku elektronik/soldier, bahan kecantikan dan sebagainya. PT KBI menyebutkan, perdagangan pasar fisik timah murni batangan di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sampai dengan kuartal I/2022, KBI mencatat nilai transaksi pasar fisik timah murni batangan mencapai lebih dari Rp 5,5 triliun.
Dari transaksi pasar Fisik Timah ekspor terjadi trasaksi sebanyak 1.640 lot dengan senilai USD 348,1 juta atau lebih dari Rp 4,8 triliun. Sedangkan untuk pasar fisik timah dalam negeri, di tahun 2022 sampai dengan Kuartal I/2022 telah terjadi transaksi sebanyak 953 Lot senilai Rp 677,2 miliar.
Pasar Fisik Timah Murni Batangan di Bursa Berjangka Jakarta terdiri dari 2 jenis, yaitu pasar fisik untuk ekspor serta pasar fisik untuk dalam negeri. Perbedaan kedua jenis pasar fisik ini adalah dalam perhitungan Lot transaksinya, yaitu untuk pasar fisik ekspor 1 lot sebanyak 5 Ton, sedangkan untuk pasar timah dalam negeri 1 lot sebanyak 1 ton.
Ekosistem perdagangan timah di BBJ ini telah berjalan sejak pertengahan 2019 untuk kegiatan ekspor. Sedangkan untuk perdagangan timah dalam negeri, mulai Maret 2021. Dalam ekosistem ini, KBI berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi.
Direktur Utama/Dirut PT KBI, Fajar Wibhiyadi, mengatakan, sebagai lembaga kliring, tentunya tugas KBI adalah memastikan bahwa transaksi yang terjadi telah sesuai dengan regulasi yang ada. Adanya pasar fisik timah melalui bursa ini menjadi positif bagi negara, dimana perdangan timah murni batangan menjadi lebih transparan dan dipantau oleh negara.
Sebagai catatan, sepanjang 2021 transaksi pasar fisik timah murni bantangan di BBJ yang dikliringkan di KBI tercatat sebanyak 10.977 lot dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 20,7 triliun. Dari total transaksi yang tersebut, di pasar fisik timah murni batangan untuk ekspor mencapai 8.862lLot dengan nilai transaksi sebesar USD 1,4 miliar, atau sekitar Rp 19,7 triliun. Sedangkan dari Pasar Fisik Timah dalam negeri, sepanjang tahun 2021 (Maret – Desember) transaksi mencapai 2.115 lot dengan nilai transaksi sebesar Rp 987 milliar.
Ia menambahkan, perdagangan pasar fisik timah murni batangan melalui Bursa Berjangka ini tentunya akan memberikan nilai positif, baik terhadap ekonomi nasional maupun membangun posisi Indonesia sebagai penentu harga timah dunia.
Indonesia yang memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, tentunya harus memiliki peran sentral dalam pasar timah dunia. Kedepan, sebagai Lembaga Kliring, KBI akan terus mendorong para pelaku disektor perdagangan timah ini, serta meningkatkan layanan prima bagi para pemangku kepentingan dalam ekosistem perdagangan timah ini. (bambang wiliarto)











