Banyuwangi, (pawartajatim.com) – Teka-teki penusukan pengasuh pondok pesantren/ponpes di Pesanggaran, Banyuwangi terungkap. Diduga, pelaku DM (34) sudah merencanakan aksi sadis tersebut. Adik korban, Lukman Nul Hakim, membeberkan, sebelum beraksi, pelaku yang belum sebulan tinggal di ponpes tersebut mengaku sakit perut.

Menjelang dini hari, pelaku membangunkan korban, AM di kamarnya. Korban kemudian terbangun, lalu mengobati pelaku. Setelah mengobati pelaku, korban pamitan ke kamar mandi, bersiap untuk sholat. Saat itulah, pelaku menjalankan aksinya. Pelaku mengambil pisau dapur, kemudian menyerang korban.

Korban yang kaget masih sempat melawan, akhirnya terjadi duel. Darah berceceran di ruangan. “Istri korban yang tahu persis kronologisnya. Saat kejadian, istri korban melihatnya, kemudian berteriak minta tolong,” kata Lukman Nul Hakim, adik korban.

Teriakan istri korban membuat pelaku ketakutan. Kemudian, kabur melalui pintu belakang ponpes dan menghilang. “Sejak awal, korban sudah saya ingatkan ketika mengajak pelaku. Tapi, katanya pelaku itu baik,” bebernya.

Ternyata, di luar dugaan. Pelaku nekad menyerang orang yang menolongnya. “Jadi, pelaku ini sebelumnya tinggal di babatan dekat hutan. Lalu, korban karena kasihan diajak ke ponpes,” ujarnya. Keluarga berharap pelaku mendapat hukuman setimpal dari perbuatannya itu. (udi)