Malang, (pawartajatim.com) – Dua sekolah yang berada di lingkungan Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha, mendapat pelatihan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) sekaligus. Kedua sekolah tersebut adalah Madrasah Aliyah Shirotul Fuqoha dan SMK Shirotul Fuqoha.
Kegiatan SPAB ini diadakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur/Jatim berkolaborasi dengan Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jatim, Rabu dan Kamis, 12-13 November 2025.
Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha berada di Jalan Basuki Rahmat No. 104, Dusun Krajan, Desa Sepanjang, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Plt Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Jatim Dadang Iqwandy, menyampaikan bahwa BPBD didukung Komisi E DPRD Jatim melaksanakan amanah UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
“UU ini menjadi tonggak penting dalam pergeseran paradigma penanggulangan bencana. Khususnya dari responsif menjadi preventif dan berbasis pengurangan risiko pada lingkungan pondok pesantren,” jelas Dadang Iqwandy.
Dalam program terbaru, Pesantren Tangguh Bencana (Pestana), BPBD Jatim menggandeng DPRD Jatim ingin membentuk masyarakat pendidikan yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi E DPRD Jatim, Hj. Hikmah Bafaqih, menyampaikan bahwa Komisi E sangat konsen dalam mengantisipasi kejadian bencana di Jatim. Mulai dari hulu sampai hilir, terutama di lingkungan ponpes di Jatim.
“Ke depannya agar ponpes di Jatim dapat dilatih untuk meningkatkan pengetahuan dasar bencana. Kerena pembentukan SPAB di ponpes ini merupakan upaya disaster reduction atau pengurangan risiko bencana (PRB) di area ponpes,” kata Hikmah Bafaqih.
Sedangkan Dewan Pembina Masayikh Ponpes Salafiyah Shirothul Fuqoha KH. Samsul Muin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa syukurnya karena ponpesnya dipilih menjadi tempat berlangsungnya program SPAB ini.
“Saya mengharapkan santri, ustaz, ustazah serta civitas yang turut dalam SPAB ini agar mengikuti dengan serius dan penuh tanggung jawab. Dikarenakan di ponpes ini terdapat 1.500 santri, serta ada lembaga formal seperti MTs dan SMK. Harapannya seluruh warga di lingkungan ponpes memahami akan pentingnya penanggulangan bencana,” tegasnya. (rizki)











