Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Dr Suwadji (kiri) saat mendampingi Wakil Bupati Malang Hj Lathifah Shohib (kanan) di sekolah unggulan SMPN 3 Kepanjen Malang Selasa (14/10) siang. (foto/sam)

Malang, (pawartajatim.com) – Pemerintah Kabupaten/Pemkab Malang, Jawa Timur/Jatim menerapkan program pembelajaran koding kecerdasan artifisial tingkat sekolah wajib belajar 9 tahun sebagai bagian dari upaya menyiapkan generasi muda yang melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman digital.

‘’Secara nasional terdapat tiga model penerapan koding kecerdasan artifisial. Yakni, integrasi dalam mata pelajaran informatika, sebagai mata pelajaran pilihan atau dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler,’’ kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Dr Suwadji di ruang kerjanya, Selasa (14/10).

Ia mengatakan, dari ketiga opsi tersebut, Kabupaten Malang memilih menjadikan koding kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan. Pilihan ini dipandang paling tepat, karena akan memberikan ruang khusus bagi siswa untuk mempelajari dasar-dasar teknologi secara lebih fokus tanpa mengganggu pelajaran inti pada kurikulum merdeka.

Pada tahap awal implementasi, kata dia, dilakukan secara bertahap di sekolah-sekolah yang sudah memiliki guru terlatih. Pihaknya, mulai dari sekolah yang gurunya telah mengikuti pelatihan penyusunan kurikulum satuan pendidikan.

‘’Nanti sekolah lain mengikuti melalui proses pengimbasan dari guru-guru yang sudah dilatih,” ujarnya. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang Dr Suwadji, didampingi Kepala Kasi Kesiswaan Muthaharoh, mengatakan, dengan strategi pengimbasan ini, pihaknya optimistis seluruh sekolah wajib belajar 9 tahun di daerah ini akan mampu menerapkan pembelajaran koding kecerdasan artifisial secara bertahap dan merata.

“Target kami, semua siswa SD dan SMP bisa merasakan manfaat pembelajaran koding kecerdasan artifisial meskipun harus bertahap agar mutu tetap terjaga,” paparnya. Ia mengatakan, penerapan koding kecerdasan artifisial tingkat sekolah dasar tidak membutuhkan perangkat digital canggih atau fasilitas laboratorium komputer yang lengkap.

Inti dari pembelajaran ini adalah melatih keterampilan berpikir komputasi (computational thinking) bukan sekadar mengoperasikan perangkat teknologi. Yang lebih penting adalah bagaimana mereka terbiasa berpikir runtut, logis dan sistematis.

Misalnya melalui permainan logika, menyusun langkah kegiatan sehari-hari atau puzzle yang melatih penalaran. (sam)