Unit Pembangkitan Belawan yang berada di Sumatera Utara. PLN Nusantara Power berhasil menerapkan cofiring BioCNG yang pertama di Indonesia dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit dan berpotensi menghasilkan listrik hijau sebesar 478 Gigawatthour (GWh). (foto/ist)

Jakarta, (pawartajatim.com) – Siapa sangka, limbah kelapa sawit yang biasanya hanya jadi masalah lingkungan, kini bisa berubah jadi sumber energi bersih. Itulah yang dilakukan PLN Nusantara Power (PLN NP) di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Belawan, Sumatera Utara. Langkah ini merupakan upaya PT PLN Nusantara Power (PLN NP) untuk menunjukkan keseriusannya dalam mendukung transisi energi bersih menuju target Net Zero Emission (NZE)

Mereka baru saja meluncurkan bio Compressed Natural Gas (BioCNG), bahan bakar alternatif yang dibuat dari limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Gas ini digunakan untuk cofiring—mencampur bahan bakar fosil dengan bahan bakar terbarukan di turbin gas pembangkit listrik. Hebatnya lagi, ini adalah yang pertama di Indonesia.

Acara peluncuran dihadiri oleh Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Prof. Eniya Listiani Dewi, serta Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PT PLN (Persero), E. Haryadi.

Dirjen EBTKE tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. “Saya sangat mengapresiasi langkah PLN NP. Semester pertama tahun ini, bauran energi terbarukan kita sudah 14,5 persen. Dengan BioCNG, angka ini bisa terus bertambah, apalagi di Sumatera Utara,” kata Eniya.

Haryadi menambahkan, ini adalah bukti bahwa ekonomi sirkular bisa berjalan nyata. “Dengan BioCNG, kita mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengubah limbah organik jadi energi bersih. Dampaknya bukan cuma untuk lingkungan, tapi juga untuk masyarakat dan ekonomi,” kata E Haryadi, Kamis (14/8/25).

Indonesia, sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, punya ‘tambang emas’ berupa limbah sawit. Jika tak diolah, limbah ini mencemari lingkungan. Tapi jika diubah jadi BioCNG, hasilnya luar biasa: ramah lingkungan, carbon-neutral, dan bisa menggantikan sebagian gas alam yang harganya fluktuatif.

Direktur Utama/Dirut PLN NP, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa proyek di PLTGU Belawan ini sekaligus menjadi pembuktian teknis. “Kami melihat potensi besar dari limbah kelapa sawit. Ke depan, listrik dari BioCNG ini bisa cukup besar. Manfaatnya jelas: efisiensi energi, udara lebih bersih, dan emisi karbon lebih rendah,” ungkapnya.

PLTGU Belawan sendiri punya kapasitas terpasang 1.184 MW. Saat ini, pembangkit ini menyumbang hampir 11 persen kebutuhan listrik Sumatera dan lebih dari 30% pasokan di Sumatera Bagian Utara.

Tahun lalu, cofiring biomassa di pembangkit PLN NP sudah menghasilkan 854 ribu MWh, dan angka itu diharapkan meningkat dengan BioCNG. Langkah ini menjadi bagian dari misi PLN NP untuk mempercepat transisi energi bersih dan mencapai target Net Zero Emission di 2060, sekaligus membuktikan bahwa limbah, kalau diolah dengan benar, bisa jadi sumber energi masa depan. (onny)