
Banyuwangi,(pawartajatim.com)- Menjadi pengusaha tidak harus bermodal besar. Bermodal minim, ternyata bisa meraih sukses. Kisah inspiratif ini ditunjukkan Lilik Eko Wijayanti (50) dan suaminya, Seger (54), warga Dusun Bulurejo, Desa Bulurejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jawa Timur.
Berawal dari nol, wanita yang akrab dipanggil Bu Lilik ini sukses menjadi pengepul buah. Titik suksesnya berkat pendampingan dari BTPN Syariah Tbk.
Sebelum sukses, Lilik hanya buruh tani. Suaminya sopir pikap buah. Ekonominya pas-pasan. Tak terpikir sedikitpun bisa menjadi pengusaha.
Perkenalannya dengan BTPN Syariah dimulai tahun 2019. Dikenalkan salah satu temannya. Tak langsung bergabung sebagai nasabah. Ada proses yang dilalui. Setahun kemudian, Lilik resmi menjadi nasabah.
Pertama, Lilik mendapatkan pembiayaan senilai Rp3 juta. Kredit ini tanpa agunan. Hanya bermodal KTP dan KK. Berbekal kredit itu, dia mulai mewujudkan mimpi. Dari petani, dia memulai usaha. Membeli buah jeruk dari petani. Lalu, dijual ke Ponorogo. ” Kebetulan suami saya sopir buah. Jadi ada relasi pasar,” kata Lilik disela kunjungan tim BTPN Syariah, Kamis (12/6/2025).
Di awal usaha, Lilik bekerjasama dengan temannya. Ada dua titik di Ponorogo yang dijadikan jujugan pengiriman buah. Selain jeruk, dia mengirim buah naga dan pepaya. Buah-buahan ini hasil para petani di desanya.
Kegigihannya memulai usaha membuahkan hasil. Setahun berjalan, dia mampu melunasi kredit. Hadiahnya, kreditnya naik menjadi Rp5 juta. Jumlah ini terus naik menjadi Rp7 juta, Rp10 juta hingga tembus Rp13 juta di tahun ke empat.
Mendapatkan suntikan modal, Lilik memberanikan diri membuka usaha sendiri. Tak lagi kerjasama. Dia mensuplai buah ke Ponorogo sendirian. Perjuangannya berbuah manis. Usahanya lancar. Pesanan buah bertambah. Tak hanya Ponorogo, tapi meluas hingga ke Bali.
Dari usaha ini, Lilik tak hanya meningkatkan ekonomi keluarga. Warga sekitar ikut terdampak. Dia memekerjakan empat tetangganya. Jumlah petani buah yang menjadi mitra juga bertambah. Kini tembus belasan orang. Lilik juga berhasil membeli sebuah mobil pikap untuk armada usahanya. “Keberhasilan usaha ini berkat dukungan pembiayaan dari BTPN Syariah yang mudah, tanpa agunan,” jelas Lilik.
Tak hanya pembiayaan, Lilik sukses membesarkan usahanya berkat pendampingan dari BTPN Syariah. Ada sekolah yang dilalui sebelum resmi menjadi nasabah. Ini yang membuatnya kuat melakoni usaha. “Sebelum menjadi nasabah, kami diajarkan lima perilaku unggul. Yaitu, berani berusaha, disiplin, kerja keras dan solidaritas. Ini menjadi modal menjalankan usaha,” urainya.
Setiap dua minggu, Lilik bersama kelompoknya rutin mengikuti pertemuan. Momen itu, dia mendapatkan berbagai pengetahuan tentang tips berusaha. Pertemuan juga momen menyerahkan setoran kredit. “Menjadi nasabah BTPN Syariah itu banyak manfaat. Pencairan dan pembayaran tidak perlu ke bank. Ada petugas yang jemput bola,” jelasnya.
Dia berharap semakin banyak warga Banyuwangi yang bergabung dengan BTPN Syariah. Sebab layanannya sangat membantu warga yang kesulitan modal. Bank ini juga legal, layanannya sangat bersahabat.

Keberhasilan Lilik mengembangkan usaha diakui Kades Purwoharjo, Widarto. Pihaknya berharap BTPN Syariah bisa terus mendampingi warganya. Sehingga, mampu meningkatkan perekonomian dan pendapatan warga.
Lilik adalah salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah di Banyuwangi. Sosok ini menjadi contoh ketika usaha yang digeluti dengan serius akan membuahkan hasil maksimal. Apalagi, mendapatkan dukungan pembiayaan tanpa agunan.
” Program utama BTPN Syariah adalah kaum perempuan. Mereka diberikan pembiayaan tanpa agunan dan pengetahuan membuka usaha. Kita siapkan tenaga pendamping dan 500 modul sebagai bahan ilmu,” kata Corporate and Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin. (udi)










