
Ketapang, (pawartajatim.com) – Limbah bisa jadi berkah. PLTU Ketapang membuktikannya dengan mengolah Fly Ash – Bottom Ash (FABA) menjadi material konstruksi untuk pembangunan Gereja GPIB Ebenhaezer di Ketapang Kalimantan Barat/Kalbar.
Inisiatif ini tidak hanya mendukung efisiensi pembangunan, tetapi juga mendorong ekonomi lokal dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Sejak pertengahan 2024, jemaat GPIB Ebenhaezer memanfaatkan FABA dari PLTU Ketapang sebagai material timbunan dasar pembangunan gereja mereka.
Lokasi pembangunan yang semula tergenang air membutuhkan banyak material untuk stabilisasi tanah. Anggota Majelis 2 Gereja GPIB Ebenhaezer, Holtimar Saragih, mengapresiasi dukungan ini. “Dengan adanya material FABA, pembangunan berjalan lebih optimal dan efisien dari segi anggaran. Kami berterima kasih kepada manajemen PLTU yang telah berkontribusi bagi rumah ibadah kami,” kata Holtimar Saragih, Sabtu (26/4).
Manager PLTU Ketapang, Mahya Tauhidiya Nur, menjelaskan, unitnya terus mendorong pemanfaatan FABA dalam berbagai sektor. “Kami ingin limbah FABA bermanfaat luas bagi masyarakat. Saat ini, FABA tidak lagi tergolong limbah B3 sesuai PP No. 22 Tahun 2021, sehingga dapat digunakan untuk batako, paving blok, bahan urugan, bahkan campuran pupuk,” paparnya.
Kolaborasi ini bukan hanya mendukung pembangunan infrastruktur, tetapi juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan perekonomian lokal. Ke depan, PLTU Ketapang berharap pemanfaatan FABA dapat diperluas untuk proyek-proyek lain yang bermanfaat bagi masyarakat di Ketapang dan sekitarnya. (ony)