Surabaya, (pawartajatim.com) – Filosofi seni berbagi peran dan jabatan ala Armuji. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wakil Walikota atau Wakil Bupati di Indonesia, biasanya cenderung pasif dan hanya jadi ban serep. Namun, hal itu tidak berlaku bagi Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Pria kelahiran Surabaya, 8 Juni 1965 itu berhasil berbagi peran dengan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
Bahkan, kombinasi keduanya layak jadi percontohan kepala daerah di seluruh Indonesia. Armuji aktif di media sosial. Terutama di TikTok. Yang satu video bisa tembus 36,3 juta penonton. Problem kota dikemas menjadi konten viral.
Setiap Selasa pagi warga bebas datang ke rumah dinasnya yang dijadikan Rumah Aspirasi untuk warga Surabaya. Semua keluhan terkait persoalan kota dicarikan solusinya di sana. Ia menjalankan, pepatah Tionghoa yang bersumber dari kitab kuno I Ching (易经). Bunyinya: “厚德载物” (hou de zai wu) yang bisa diartikan, seorang pemimpin yang berakhlak mulia, bisa merangkul semua.
Bagi Armuji, seseorang harus tuntas dengan dirinya sendiri untuk bisa bermanfaat bagi yang lain. Pria ini memilih media sosial untuk memberikan manfaat yang lebih luas. Dalam menjalankan konten-konten itu, Armuji dikelilingi anak-anak muda kreatif.
“Arek-arek (Anak-anak muda) lebih paham soal medsos, jadi harus kolaborasi dan dirangkul,” kata mantan Ketua DPRD Surabaya 2 periode yang ditemui saat Imlek Selasa (28/1).
Dengan usianya yang menuju 60 tahun, Armuji tak mau bersantai. Ia seperti menjalankan peribahasa 老骥伏枥,志在千里 (lǎo jì fú lì, zhì zài qiān lǐ) yang artinya seekor kuda perang tua di kandang masih ingin berlari sejauh seribu mil.
Peribahasa itu berasal dari karya klasik sastra Tiongkok, yaitu Tiga Puluh Enam Puisi Lima Karakter (五言诗) yang ditulis oleh politikus, penyair dan panglima perang Tiongkok: Cao Cao (曹操) di masa Tiga Kerajaan (220–280 M).
Kita tidak pernah terlalu tua untuk mewujudkan impian, hanya karena kita bertambah usia bukan berarti kita tidak lagi diizinkan menjadi versi diri yang paling bahagia. Armuji juga terinspirasi kalimat Konfusius dalam kitab Lunyu: 学而不厌 (xue er bu yan) yang artinya belajar tanpa merasa jemu.
Dengan semangat yang tak pernah pudar, Armuji mengajarkan kita bahwa belajar adalah proses seumur hidup. Setiap momen belajar adalah hadiah yang memperkaya jiwa dan warisannya akan abadi. (nanang)











