Surabaya, (pawartajatim.com) – PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Nusantara melakukan upaya inkubator agripreneur di sektor tebu melalui berbagai inovasi dan cara kerja baru.

Direktur Utama SGN Mahmudi mengatakan, upaya itu akan mampu membangkitkan kembali industri gula konsumsi, khususnya menumbuhkan kesejahteraan dan kemajuan para petani.

Salah satu upaya inkubator agripreneur sektor tebu dilakukan SGN, yakni membentuk mini estate entrepreneur petani tebu muda sebagai calon-calon penerus petani tebu dan pengembangan luasan lahan tebu.

“Menjelang akhir Desember telah terlaksana tiga batch seleksi peserta program Agripreneur Tebu untuk penempatan di daerah Sragen, Madiun dan Kediri. Saat ini sedang dilakukan boothcamp pelatihan dan pendampingan kepada 50 peserta,” kata Mahmudi, Sabtu (18/1/2025).

Di sisi lain, pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan tidak mengimpor gula konsumsi tahun ini. Produksi gula nasional diperkirakan mencapai 2,7 hingga 2,8 juta ton, ditambah stok gula yang masih ada sebesar 1,4 juta ton. Bahkan, pada tahun depan, ada kemungkinan Indonesia tidak perlu mengimpor gula konsumsi.

Efek dari kebijakan tidak mengimpor gula ini memberikan semangat tinggi bagi para petani untuk melakukan perluasan lahan tebu. “Tahun ini, SGN menargetkan perluasan lahan hingga 7 ribu hektare, menambah total luasan lahan tebu nasional menjadi sekitar 200 ribu hektare. Langkah ini akan mendukung upaya swasembada gula,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Mohammad Abdul Ghani menekankan pentingnya peningkatan produktivitas petani sebagai salah satu aspek utama keberhasilan swasembada.

“Produktivitas petani harus meningkat karena berhubungan langsung dengan pendapatan mereka. Mustahil mencapai swasembada gula jika kita mengabaikan peran petani, yang merupakan bagian penting dalam ekosistem gula nasional,” ungkapnya.

Ghani menjelaskan, secara nasional, luas lahan tebu mencapai 520 ribu hektare. Jika setiap hektare mampu menghasilkan 10 ton gula, total produksi gula nasional dapat mencapai 5,2 juta ton. “Dengan kebutuhan konsumsi gula sebesar 3 juta ton, Indonesia bahkan berpotensi mencapai swasembada gula untuk kebutuhan industri di masa depan,” pungkasnya. (red)