
Banyuwangi,(pawartajatim.com)- Kerajinan furnitur asal Banyuwangi tembus pasar ekspor. Hebatnya, kerajinan ini berbahan limbah plastik. Beragam perabot rumah tangga dibuat dengan kualitas terbaik.
Kerajinan ini dikembangkan Muhammad Soleh, asal Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng. Produk buatannya banyak dikirim ke Australia hingga pasar Eropa. Usaha ini dirintis sejak tahun 2004. Awalnya, pria ini merantau di Bali. Lalu, belajar menekuni pembuatan furnitur berbahan limbah plastik.
Begitu menemukan pasar, dia mencoba membuka usaha di Bali. Sembari menekuni usaha, Soleh tetap bekerja di tempat lain dengan usaha serupa. Tujuannya, mengumpulkan modal. Lambat laun, usahanya berkembang. Pesanan berdatangan. Dia kemudian pulang kampung. Rumah produksi dipindah ke Banyuwangi. “Tahun 2020 saya mulai produksi di Banyuwangi. Sedangkan outlet penjualan tetap di Bali,” kata Soleh, Selasa (3/9/2024) lalu.
Awalnya, Soleh hanya memproduksi pot dan bathtub dari teraso. Kemudian terpikir memanfaatkan limbah botol plastik pengganti bahan teraso. Dia mencoba memanfaatkan plastik untuk membuat rak, pot, set meja kursi. “Kalau produk daur ulang limbah plastik masih sekitar satu tahunan,” jelasnya.
Meski berbahan limbah plastik, permintaannya tetap meroket. Dari hanya satu pekerja, kini sudah bertambah hingga 20 orang. Kerajinan berbahan limbah ini mendapat dukungan Pemkab Banyuwangi. Pasalnya, sejalan dengan program Banyuwangi mengurangi sampah plastik. “ Kerajinan ini berupaya mengurangi sampah plastik. Ini menjadi inspirasi dunia usaha,” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani. (udi)