Surabaya, (pawartajatim.com) – PT Prodia Widyahusada Tbk (Prodia) kembali menggelar seminar dokter selama 2024 dalam rangka mendukung Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024. Edukasi ini merupakan upaya dalam meningkatkan pengendalian pada kelompok penyakit tidak menular (PTM), khususnya sindrom metabolik seperti diabetes, penyakit jantung, darah tinggi dan gangguan syaraf.
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan pemberian obat resep yang cukup tinggi. Penggunaan obat resep akan memberikan efek yang bervariasi di setiap pasien seperti efikasi yang sesuai, tidak memberikan manfaat, sampai meningkatkan risiko toksisitas.
Adverse Drug Effect (ADE) merupakan masalah utama dalam penggunaan obat. Sekitar 20-30% faktor genetik berkontribusi pada risiko Adverse Drug Effect (ADE). Oleh sebab itu, mulai berkembang terapi berbasis farmakogenomik guna meningkatkan efisiensi penggunaan obat dan mengurangi risiko trial and error dalam pemberian obat.
Permasalahan tersebut melandasi Prodia untuk menginisiasi seminar bersama klinisi dengan mengusung tema “Unlocking the Code: Genomics Insight for Clinicians” di 12 kota besar. Kota Surabaya menjadi kota ke-7 yang menyelenggarakan seminar dokter Prodia yang berlokasi di Main Hall Mahameru Restaurant Surabaya Minggu (11/8) dengan menghadirkan Prof. R. Moh. Yogiarto, dr. SpJP(K), FIHA, FASCC, Dr. Dr. Valentinus Besin, SpN, dan Matthew Justyn, S.Si, M.Farm sebagai narasumber. Seminar ini dipandu oleh moderator yaitu dr. Vinzy Yulina, SpPK.
Seminar ini mengangkat informasi mengenai kecocokan serta respon tubuh terhadap obat berdasarkan profil genomik. Dalam pemaparannya, Prof. Yogiarto menjelaskan dalam aplikasinya banyak sekali obat yang digunakan dalam penyakit jantung dapat menyebabkan Adverse Drug Effect (ADE) dari tingkat ringan hingga fatal.
Oleh sebab itu, farmakogenomik diperlukan untuk mengetahui kecocokan obat dengan profil genetik pasien penerima terapi jantung. Dengan adanya Farmakogenomik berguna untuk dapat memberikan obat sesuai personalized medicine, dimana seseorang perlu diterapi sesuai kecenderungan gen yang dimiliki dan dapat melakukan penyesuaian dosis serta dapat memilih jenis obat kardiovaskular dengan tepat, efektif, dan ekonomis, serta dapat mencegah efek samping dan angka rehospitalisasi di kemudian hari.
Sementara dr. Valentinus mengatakan, dengan adanya farmakogenomik dapat digunakan dalam pendekatan pada penyakit serebrovaskular seperti halnya stroke. Tetapi yang perlu diperhatikan adalah kerentanan populasi Asia itu berbeda dengan populasi Eropa atau Amerika sehingga dalam mengevaluasi sebaiknya menggunakan database varian populasi Asia.
Dalam kesempatan tersebut, Product Specialist Prodia, Matthew Justyn, menjelaskan mengenai manfaat dari pemeriksaan farmakogenomik. Prodia menyediakan pemeriksaan CardioPGx.
ardioPGx merupakan pemeriksaan farmakogenomik untuk mengetahui kecocokan seseorang terhadap 8 jenis obat sebagai berikut: Acenocoumarol, Atorvastatin, Clopidogrel, Phenprocoumon, Pravastatin, Rosuvastatin, Simvastatin, Warfarin berdasarkan gen: CYP2C19, CYP2C9, VKORC1, CYP4F2, SLCO1B1, APOE yang dimiliki oleh orang tersebut.
“Pemeriksaan ini menggunakan evidence based yang powerful dan juga variasi gen yang digunakan sudah diakurasi dengan database Indonesia,” ungkap Matthew. Dijelaskan pemeriksaan genomik cukup dilakukan satu kali seumur hidup dan dapat dilakukan oleh individu berusia lebih dari 18 tahun.
Hasil dari pemeriksaan genomik nantinya dapat dijadikan sebagai manual book bagi seseorang untuk lebih mengetahui risiko penyakit dan langkah mitigasinya. Diharapkan melalui seminar ini, lebih banyak klinisi yang mendapatkan informasi mendalam mengenai pemeriksaan farmakogenomik dan secara jangka panjang dapat meningkatkan efektivitas dan juga efisensi terapi.
Selain seminar nasional dokter ini, Prodia juga berinovasi menghadirkan aplikasi Prodia for Doctor dengan tujuan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi dokter untuk menunjang layanan kesehatan yang diberikan kepada pasien dengan menawarkan kemudahan bagi dokter dalam membuat rujukan pemeriksaan kesehatan ke Prodia, memberikan konsultasi kepada pasien, memantau riwayat hasil pemeriksaan kesehatan pasien, hingga menjadi wadah para dokter mendapatkan informasi mengenai diagnostik. (ony)