Surabaya, (pawartajatim.com) – Persepakbolaan Jawa Timur/Jatim diharapkan mampu meningkatkan manajemen organisasi dan prestasi. Mengingat 40 persen anggota PSSI berada di provinsi ini. Dengan kata lain provinsi ini merupakan barometer persepakbolaan nasional.

Sehingga peningkatan kualitas sepak bola di Indonesia, khususnya Jatim menjadi target dan program utama Kongres Tahunan Asprov PSSI Jatim 2024. Konggres kali ini diikuti 52 klub dan 37 Askab/Askot yang digelar di Hotel Sheraton, Surabaya, Rabu (17/7).

Ketua Asprov PSSI Jatim, Ahmad Riyadh, mengatakan, meski semua program sudah terlaksana, namun ada satu program yang harus segera dilaksanakan. Yaitu, Workshop Askab/Askot maupun klub.

“Untuk program kerja sudah terlaksana, mulai dari grass root, kelompok umur 13-14-15 hingga Liga 3, cuma satu yang belum, dan ini sangat penting, yaitu Workshop. Dan setelah kongres ini bisa kita prioritaskan,” kata Riyadh.

Pasalnya, menurut dia, profesionalisme dalam pengelolaan sepak bola Askab dan Askot akan melahirkan pemain yang handal, dan tentunya berkontribusi kepada sepak bola tanah air. “Karena profesionalisme itu sangat penting,” tandasnya.

Selain itu, lanjut Riyadh, Asprov PSSI Jatim merupakan satu-satunya Asprov di Indonesia yang sudah membentuk Asosiasi Pelatih. “Jumlahnya 680 anggota, yang akan menjadikan Silabus Kepelatihan yang kita sah-kan pada Kongres tahun lalu. Dan bisa dilaksanakan karena kurikulum sesuai,” jelas Riyadh.

Wakil ketua Umum PSSI Ratu Tisha saat memberi sambutan. Pihaknya berharap Pengurus PSSI Jatim mampu menghasilkan terobosan baru untuk kemajuan sepak di Indonesia. (foto/ist)

Tidak hanya itu, lanjut dia, jumlah wasit di Asprov Jatim juga terbanyak, yaitu 400 wasit yang siap ditugaskan. Namun demikian, untuk pengembangan kualitas sepak bola dia tidak mau hanya berkutat di Jatim saja.

Saat ini, Asprov Jatim sudah melakukan komunikasi terhadap 6 Asprov lainnya. Termasuk Asprov Maluku dan Papua. “Jadi kita bisa saling tukar pelatih dengan daerah-daerah lain, begitu juga pemain. Memang persatuan dan kerja sama sangat penting, dan output-nya untuk Indonesia,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Riyadh juga berpesan kepada pimpinan daerah bahwa untuk meningkatkan kualitas sepak bola agar jangan membangun Stadion yang terlalu megah, melainkan lebih mengedepankan pembangunan tempat latihan.

“Tapi harus dipikirkan pula bagaimana mengadakan tempat latihan dan TC (training center) dibangun sebanyak-banyaknya,” tambahnya. Sementara itu, Wakil Ketua Umum PSSI Ratu Thisa yang turut hadir dalam pembukaan Konggres PSSI Jatim memaparkan ada empat tipe anggota dalam PSSI.

Pertama, anggota yang menurut. “Nah, untuk yang cuma menurut saja ini yang paling rendah,” kata Thisa. Kedua, anggota yang suka mencontoh. Ketiga, anggota yang selalu menurut, mencontoh dan memberikan kritik.

Keempat adalah anggota yang menurut, mencontoh, mengkritik dan memberikan solusi. Untuk Asprov PSSI Jatim ini berada di urutan teratas, urutan keempat, hebat. Jadi tidak hanya diam, tapi mengkritik juga mengeluarkan terobosan baru.

Ketua PSSI Jatim Ahmad Riyadh (no 3 dari kiri) saat memimpin Konggres Tahunan Asprov PSSI di hotel Sheraton Surabaya. (foto/ist)

‘’Saya harapkan dalam konggres PSSI Jatim ini nanti bisa menghasilkan terobosan baru,” harap Thisa. Meski demikian, tambah Thisa secara nasional ada ketertinggalan yang harus dikejar oleh PSSI. Diantaranya, jika di luar negeri pertumbuhan pelatih hingga 80.000 tiap tahun, sementara di Indonesia hanya 6.000 per tahun.

“Saat ini sistemnya yang harus kita bongkar, dan saya minta ini di diskusikan oleh Asprov Jatim agar bisa membuat suatu terobosan yang berbeda,” pesan Thisa. Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Ali Kuncoro, mewakili Pj Gubernur Jatim berharap, Kongres Asprov PSSI Jatim ini akan menghasikan gagasan dan ide-ide baru untuk sepak bola yang unggul, tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga tingkat dunia.

“Unggul tidak hanya di sepak bolanya, tetapi juga suporternya,” tambahnya. (dra)