Surabaya, (pawartajatim.com) – Sebanyak 49 orang, terdiri dari siswa-siswi dan wali murid MTS Alif Laam Miim, terjebak di dalam lift Gedung Grand Empire Palace, Jl. Blauran No.57-75, Surabaya, Sabtu (22/6) sekitar pukul 08.15 WIB.
Informasi dari kepolisian menyebutkan insiden tersebut berawal saat rombongan yang hendak mengikuti gladi bersih wisuda di lantai 10, naik dari lantai 1. Letika itu, lift mengalami masalah teknis di lantai 2.
Dihubungi pihak gedung, petugas dari BPBD, DPKP, PMI, dan Polsek Genteng tiba di lokasi dan segera melakukan evakuasi dengan menjebol plafon lift. Dari 49 orang yang terjebak, dua anak mengalami syok dan mual.
Jundi (15) dan Amiratun (14), keduanya dari MTS Alif Laam Miim, mendapat penanganan awal dari PMI dan menolak untuk dirujuk ke rumah sakit. Prihatin terhadap peristiwa tersebut, Wakil Ketua DPRD Surabaya, AH Thony, menyatakan, insiden ini bukan yang pertama kali terjadi di Empire Palace.
“Kami menduga manajemen teknik dan perawatan fasilitas gedung tidak sedang berjalan baik-baik saja,” kata Thony, di Surabaya Sabtu (22/6). Dugaan ini, kata dia, juga bisa dibaca dari laporan karyawan empire beberapa waktu yang mengalami kecelakaan kerja kejatuhan kaca karena malteknis.
“Insiden sekarang kita masih bersyukur karena tidak ada merenggut korban. Tetapi jiwa ketakutan dan traumanya,” tutur Thony. Agar masalah ini bisa segera diatasi, Pimpinan DPRD Suraabaya mendorong anggota komisi atau bawas di disnaker untuk melihat, apakah perawatan dan pengawasan internal maupun oleh bawas disnaker sudah berjalan.
“Saya kawatir sudah lama tidak ada perawatan dan pengawasan,” katanya. Agar tidak terulang, Thony minta pemerintah kota menghentikan operasionalnya sementara. Selanjutnya dilakukan audit teknis, dan langkah-langkah pembenahan atau bahkan pembaharuannya.
“Jangan sampai ada insident lanjutan yang mengancam jiwa pengguna lainnya, setelah semua oke baru diperbolehkan operasi kembali,” tukas AH Thony. (tofik)