Banyuwangi,(pawartajatim.com) – Wilayah Banyuwangi memiliki sebuah desa yang menjadi pusat produksi lontong. Namanya Desa Karangsari, Kecamatan Sempu. Warga satu dusun di desa ini menekuni industri lontong. Produksinya ribuan biji per hari.
Sentra lontong di Desa Karangsari berada di Dusun Karanganyar. Sedikitnya 28 industri lontong berdiri di dusun ini. Industri rumahan ini menjadi sentra ekonomi warga. Dalam sehari, satu tempat mampu memproduksi hingga 1.000 biji lontong. Bahkan, ada yang tembus hingga 1,500 biji lontong. Itu ketika hari biasa. Saat musim Lebaran dan hari libur, produksi bisa bertambah. Bisa tembus 3 kwintal beras.
Sentra industri lontong ini mulai bergeliat sekitar 21 tahun lalu. Awalnya, hanya satu dua orang yang membuka. Karena menjanjikan, lama-lama jumlah perajin terus bertambah. “ Saya mulai membuka pembuatan lontong sekitar tahun 2002. Berawal dari 5 kilogram beras sehari, kini bisa tembus 50 kilogram sehari,” kata Nur Kholis (60), salah satu perajin lontong, belum lama ini.
Lontong produksi Dusun Karanganyar sudah terkenal sejak dulu. Para perajin bertahan dengan cara tradisional. Bungkus lontong tetap menggunakan daun pisang. Bahan bakar memakai kayu. Sehingga, rasa lontongnya lebih gurih.
Proses memasak lontong membutuhkan waktu hingga 8 jam. Perajin menyiapkannya mulai pagi hingga sore. Lontong dipasarkan di sejumlah pasar tradisional di Banyuwangi. Pelanggan tetapnya para pedagang bakso. Biasanya, para perajin sudah memiliki pelanggan sendiri.
Harga lontong dipatok Rp1000 per biji. Ketika harga beras mahal menjadi tantangan para perajin lontong. Meski begitu, mereka tetap menjaga kualitas. “ Meski harga beras mahal dan tidak menentu, kami tetap menjaga kualitas lontong. Apalagi, pelanggan tetap ada,” jelas Nur Kholis. (udi)