Surabaya, (pawartajatim.com) – Perjalanan nasib orang tidak mudah ditebak. Demikian juga dengan Chef Sarto, Executive Chef di Hotel Southern Surabaya, dia terlahir tanggal 19 Juli 1979 dari sebuah keluarga pas-pasan di Wonogiri Jawa Tengah/Jateng.
Kendati demikian, Sarto muda memiliki semangat belajar yang luar biasa, karena dia punya cita-cita belajar yang tinggi, ingin meraih gelar sarjana kimia. Nasib baik mempertemukan Sarto dengan Kanjeng Pangeran Haryo Soeharmanto, salah seorang bangsawan Mangkunegaran,kerabat dekat Ibu Tien Soeharto, yang tinggal di Wonogiri.
“Saya hendak dibiayai untuk kuliah di Fakultas Kimia. Namun akhirnya dengan banyak pertimbangan saya memilih sekolah memasak di Diploma Pariwisata,” kata Executive Chef Hotel Southern, Chef Sarto kepada pawartajatim.com di Surabaya Rabu (29/5/2024).
Sambil belajar di Sekolah Diploma Pariwisata tersebut, Sarto magang di Hotel Sahid sebagai Housekeeper. Disini Sarto difasilitasi oleh General Manager, Tikno untuk belajar memasak pada Chef Dodik.
Karena prestasi dan etos kerja yang baik, Ketika bekerja di hotel ini, Sarto sempat diperebutkan oleh departemen service dan departemen kitchen. Sejak 1999, setelah bekerja di Hotel Sahid selama setahun, kemudian Chef Sarto pindah ke Semarang, lalu ke Cirebon.
Tahun 2008 masuk Surabaya, dan bekerja di Hotel Mercure Mirama, Kemudian di Santika Jemursari, Ciputra World, terakhir di Hotel Ibis Style pada 2015, sampai nama dan manajemennya berubah menjadi Hotel Southern .
Chef Sarto sangat menyukai masakan yang berkonsep cuisine, karena dia bisa mengaplikasikan ilmunya bila mengolah masakan jenis ini. Secara pribadi, chef Sarto tidak menyukai petis, karena itu dia tidak akan menyentuh jika disuguhi menu tahu petis.
Tetapi atas nama profesionalitas, dia tidak menolak bahkan sangat gembira jika diminta memasak masakan berbahan dasar bumbu petis seperti rujak uleg, tahu tek, ataupun lontong balap. Menurut Chef Sarto, memasak masakan nusantara memang terbilang cukup rumit dan sulit, hal ini disebabkan prosesnya lama dan bumbu rempah nya banyak digunakan. Contohnya gulai dan rendang.
Selain sambal tumpang, dan masakan dari batang pisang, gulai merupakan masakan kesukaan Chef Sarto, baik gulai berbahan kambing, sapi ayam, itik, maupun ikan. Walaupun tetap menganggap kualitas bahan dan higienitas masakan, sebagai kunci lezatnya masakan.
Namun Chef Sarto meyakini bahwa tiap koki membawa citarasa yang berbeda. “Beda tangan, beda rasa, walaupun bahannya sama,” jelas bapak satu anak ini. Sebagai manusia biasa, Chef Sarto terkadang timbul perasaan bosan atau jenuh dalam bekerja, untuk mengatasi hal tersebut.
Chef Sarto masuk Cold Storage atau lemari pendingin dan teriak-teriak untuk melepas kekalutan perasaannya. Hal itu dilakukan agar perasaan dan badannya selalu segar, hal ini juga sebagai bentuk menjaga profesionalitas, mengingat sebagai Executive Chef dia juga membawahi 16 orang bawahan yang membutuhkan bimbingan dan arahan darinya.
Antara lain Executive Co Chef, Chef De Party, Party, Hot Kitchen, Cook, Cook Helper, dan Dayly Worker. Bagi Chef Sarto, staf atau bawahannya itu adalah sosok yang penting dalam timnya, karena itu dia rela bertanggung jawab, apabila stafnya dalam memproses dan menyajikan masakan terdapat kesalahan.
Saat bekerja di Hotel Mercure Mirama dan Santika Jemursari, Chef Sarto diajarkan oleh Chef Umar cara mengamati dan mengetahui potensi bawahannya. Karena itu wajar jika Chef Sarto sekarang sangat perhatian dan penuh motivasi pada bawahannya. Mereka didukung agar karirnya bisa melebihi dirinya.
Hal ini ternyata tidak luput dari perhatian salah satu owner Hotel Southern, Sukamto Hadi, dia tidak hanya dibimbing, tetapi dimotivasi juga agar kelak bisa menjadi owner hotel. “Saya tidak hanya dimotivasi untuk memiliki usaha katering, tetapi juga menjadi owner hotel,” tambah warga Sukodono Sidoarjo ini.
Menjadi Owner hotel memang merupakan capaian tertinggi bagi setiap insan perhotelan, juga menjadi keinginan terbesar Chef Sarto. Karena itu dia terus berupaya memantaskan dan memantapkan diri untuk berproses secara profesional di bidang yang ditekuninya tersebut.
Tidak terbilang berapa banyak pejabat pemerintahan, pelaku bisnis, artis yang pernah dilayani makan siang atau jamuan makan malamnya, dan mereka menyatakan puas terhadap layanan dan masakan yang disajikan oleh Chef Sarto dan tim nya.
Mereka antara lain Kapolri Sutanto, dan Artis Achmad Dani dari group musik Dewa. Jejak prestasi Chef Sarto di Hotel Southern, bisa dilihat dari tingginya animo pengunjung saat digelarnya event di hotel tersebut, baik acara sinbad, imlek, maupun buka puasa bersama ramadhan.
Menurut pengunjung yang hadir, makanan yang disajikan di Hotel Southern sangat enak dan lengkap, sehingga layak untuk didatangi kembali. (nanang)











