Surabaya, (pawartajatim.com) – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya kembali menyampaikan kabar duka. Terbaru, seorang jemaah calon haji yang tergabung dalam kloter 3 asal Kabupaten Bojonegoro, Sutarso Tasripin Kamsi, berusia 61 tahun, meninggal dunia saat berada di Masjidil Haram Makkah, Arab Saudi.
Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Abdul Haris mengatakan, jemaah calon haji yang meninggal dunia tersebut meninggal dunia saat hendak salat Jumat di Masjidil Haram Makkah sekira pukul 11.05 waktu Makkah.
Saat itu, Almarhum Sutarso menaiki eskalator (tangga berjalan), namun di tengah perjalanan dia tak sadarkan diri, sehingga menyebabkan meninggal dunia di tempat. Almarhum sempat dibawa ke Emergency and Critical Care Center saat di eskalator Masjidil Haram.
‘’Sayangnya, tidak ada perkembangan dari kondisinya yang sudah tidak bernyawa saat di eskalator Masjidil Haram,” kata Haris, Minggu (26/5/2024). Sutarso bersama rombongan kloternya berangkat di awal operasional haji 2024.
Yakni, masuk ke Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) pada Sabtu, 11 Mei 2024, dan berangkat ke Tanah Suci melalui Madinah pada Minggu (12/5/2024). Dari data tim kesehatan haji, almarhum Sutarso memiliki riwayat sakit dan termasuk jemaah dengan risiko tinggi (risti).
”Jenazah Sutarso sudah disalatkan kemudian dikebumikan di Makkah pada Sabtu (25/5/2024),” terangnya. Ia menjelaskan, jemaah yang meninggal dunia di Tanah Suci akan dibadalkan haji oleh pemerintah.
Sebab, jemaah tersebut meninggal sebelum puncak haji. Selain itu, juga akan mendapatkan asuransi sebesar biaya pelunasan setoran haji sekitar Rp 56 juta. Hingga saat ini, PPIH Embarkasi Surabaya mencatat, sudah ada tiga jemaah haji yang meninggal dunia.
Dengan rincian, satu jemaah meninggal dunia saat dirawat di RSU Haji Surabaya saat hendak berangkat ke Tanah Suci. Sedangkan, dua jemaah lainnya meninggal dunia di Tanah Suci, yakni di Madinah dan Makkah.
Jemaah atas nama Sastrowiryo, 78 tahun, kloter 16 asal Kabupaten Madiun meninggal dunia di RSU Haji karena infeksi pencernaan. ‘’Kemudian, Imam Turmudi Abuyamin, 71 tahun, kloter 15 asal Kabupaten Pacitan karena sakit jantung, meninggal dunia di Madinah, serta Sutarso Tasripin Kamsi, 61 tahun, meninggal dunia di Makkah,” pungkasnya. (red)