Surabaya, (pawartajatim.com) – Kementerian Pendidikan (MOE) Taiwan meluncurkan Khusus Pendidikan Talenta Industri Internasional Program (Program INTENSE) 2024 bagi para mahasiswa Indonesia untuk datang ke Taiwan. Selain melanjutkan studi, para mahasiswa Indonesia nantinya juga bisa mendapatkan beasiswa maupun pekerjaan setelah lulus.

Direktur International Talent Circulation Base (INTACT Base) Taiwan-Indonesia, Andre So, mengatakan program ini mengintegrasikan kebijakan dari pemerintah, industri, dan universitas untuk memperluas rekrutmen mahasiswa bertalenta untuk industri unggul internasional. Program ini akan dimulai pada tahun akademik 2024.

Program ini bisa diikuti mahasiswa Program jenjang S1, Magister (S2), Doktoral (S3), atau Dual Degree (Gelar Ganda), yang merupakan kolaborasi antara universitas di Indonesia dengan Universitas di Taiwan sebagai mitra asing.

‘’Pada jenjang tersebut, untuk perekrutan siswa internasional (dari Indonesia khususnya) dengan belajar di luar negeri dan bisa mendapatkan magang di dunia industri praktis Taiwan,” kata Andre So, di sela acara Peluncuran Program Intense 2024 di Four Points by Sheraton Hotel Surabaya, Kamis (21/3/2024).

Menurut Andre, sistem beasiswa pendidikan dari kolaborasi kerja sama antara pemerintah, industri, dan universitas ini mewajibkan proses sistem pembelajaran bahasa China (di Indonesia) wajib dijalani dengan ketentuan yang berlaku sampai sertifikat TOCFL A2 untuk masuk, dan untuk maju ke tahun kedua TOCFL B1 diperlukan untuk kelulusan.

“Bidang fokus yang akan dijalani para mahasiswa Indonesia di Taiwan, yakni STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), Finance, and Semicondustors. Targetnya, setiap kampus di Indonesia bisa mengirim 30-40 mahasiswa. Sehingga, total 800 kuota atau beasiswa yang dibutuhkan bagi mahasiswa di seluruh Indonesia yang berminat studi lanjut di Taiwan,” ungkapnya.

Sementara untuk pendanaan, Andre menjelaskan, Pemerintah Taiwan akan menanggung biaya sekolah dan biaya administrasi lainnya hingga dengan masa studi maksimal dua tahun.

“Perusahaan yang berpartisipasi akan menyediakan setiap mahasiswa dengan tunjangan hidup sebesar Dolar Baru Taiwan (NTD) 10.000 atau setara sekitar Rp 5 juta per bulan dan tunjangan magang,” jelas Andre.

Dalam peluncuran Program Intense 2024 ini dihadiri Director-General TETO Surabaya Isaac Chiu, Kepala LLDIKTI Wilayah VII Jatim Prof Dr Dyah Sawitri SE MM, 20 Delegasi Universitas dari Taiwan beserta para Rektor dan Dekan. Selain itu, 67 Universitas dari Indonesia beserta para Rektor, Direktur, dan Dekan, serta mahasiswa dan alumni dari universitas.

Sementara itu, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Universitas Hayam Wuruk (UHW) Surabaya, Dr Dra Lindiawati MM, mengapresiasi adanya program Intense 2024 ini karena sejak awal sudah difasilitasi mulai dari informasi, bisa mendatangi beberapa stan (pameran universitas-universitas di Taiwan) yang sudah disiapkan, menawarkan program-program unggulan dari universitas di Taiwan, hingga adanya kerja sama atau MoU.

Ini yang diundang pastinya pimpinan-pimpinan perguruan tinggi di Indonesia. Karena mereka yang punya kewenangan untuk menandatangai dokumen kerja sama atau MoU ini. Bahkan, panitia menyiapkan langsung table signing ceremony untuk tanda tangan kerja sama ini.

‘’Saya pikir ini bagus untuk perguruan tinggi di Indonesia untuk mendapatkan pengalaman ke luar negeri,” terangnya. Menurut Lindiawati, UHW Surabaya sudah menyiapkan sebanyak 10 calon mahasiswa untuk studi lanjut ke luar negeri dan dikirim ke berbagai negara.

Namun, khusus untuk di Taiwan akan dikirim sebanyak 5 calon mahasiswa untuk mencoba pertama kali. “Untuk ke Taiwan ini, kami coba kirim 5 calon mahasiswa, mereka merupakan lulusan S1. Yang pertama, mereka akan kami coba ikutkan dalam Summer Course, itu programnya semacam Student Exchange sekitar satu bulan pendidikan yang diakui kreditnya,” katanya.

Lindiawati menjelaskan, pihaknya sempat memiliki pilihan untuk mengirim mahasiswanya, salah satunya dalam program Two plus One, yaitu mahasiswa yang belajar di Indonesia selama dua tahun dan akan studi lanjut di Taiwan, atau mahasiswa S1 yang mau belajar di Taiwan selama satu tahun, dan satu tahun selanjutnya ditempatkan di perusahaan.

“Saya pikir program ini memudahkan mahasiswa untuk bisa mendapatkan pengalaman magang (internship) di dunia industri di Taiwan. Sebagian besar mahasiswa sudah dapat kerja. Untuk tahun ini kami masih menyiapkan lima mahasiswa tersebut, dan paling cepat tahun depan bisa kami kirim ke Taiwan,” pungkasnya. (red)