Surabaya, (pawartajatim.com) – PT Yafo Agro Indonesia berkomitmen mewujudkan ketahanan pangan nasional yang ramah lingkungan, terutama melalui program Green Property. Program ini ditujukan kepada petani talas, pelaku industri makanan olahan, serta usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk naik kelas.

Bahkan, para petani talas didorong melakukan ekspor ke sejumlah negara Asia Timur karena permintaan yang tinggi tiap tahun. Managemen PT Yafo Agro Indonesia mengajak sejumlah petani talas untuk berkunjung ke lahan Green Property milik mereka, tepatnya di Kecamatan Sempu,

Banyuwangi. Green Property ini merupakan program kemitraan yang diinisiasi PT Yafo Agro Indonesia yang bergerak di bidang agribisnis untuk budidaya talas pratama 2. Koordinator Ketahanan Pangan sekaligus Penyuluh Pertanian, Drs Suhartoyo, memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inovasi program yang dijalankan PT Yafo Agro Indonesia ini.

“Program ini tidak hanya inovatif, tetapi juga memberikan efek positif yang signifikan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di sekitarnya,” kata Suhartoyo, di Surabaya, Sabtu (9/3/2024).

Suhartoyo berharap, program kemitraan Green Property ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pertanian talas. Menurut dia, dengan adanya sertifikasi organik, produk umbi akan mudah untuk lolos ekspor ke negara yang permintaan talasnya selalu tinggi dari tahun ke tahun.

“Negara Asia Timur, seperti Jepang dan Korea masih membutuhkan sekitar 130 ribu ton talas tiap tahunnya. Hal ini tentunya menjadi peluang yang menarik bagi para petani talas,” ungkapnya.

Direktur PT Yafo Agro Indonesia, Sujoko, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk terus melakukan berbagai langkah nyata dalam mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan nasional.

Seperti Perpres Nomor 66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional. Melalui pendekatan yang ramah lingkungan, pihaknya tidak hanya berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, namun juga menjaga keberlanjutan lingkungan.

Komitmen PT Yafo Agro Indonesia dalam mewujudkan ketahanan pangan tidak terbatas pada peningkatan produksi, tetapi juga memperhatikan aspek lingkungan. ‘’Pengelolaan lahan yang berkelanjutan, pemanfaatan teknologi hijau, serta pemberdayaan UMKM lokal menjadi salah satu fokus utama perusahaan dalam menjalankan program ini,” terangnya.

Sujoko menjelaskan, pelaku industri makanan olahan dan UMKM akan mendapatkan keuntungan dari adanya program Green Property ini. Mereka akan diberdayakan untuk ikut aktif dalam mengolah produk turunan dari hasil panen talas pratama.

“Keripik talas, tepung talas, kue bolu talas, smoothies, tago sampai talas frozen untuk membantu penderita diabetes bisa menjadi produk unggulan. Dengan branding yang tepat, UMKM pun akan berkembang dan naik kelas,” jelasnya.

Menurut Sujoko, kunjungan ini menjadi momentum penting dalam menginspirasi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berperan aktif dalam mewujudkan ketahanan pangan secara berkelanjutan.

‘’Dengan kerja sama antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan Indonesia dapat menjadi negara yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan, sambil tetap menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang,” pungkasnya. (red)