Sidoarjo, (pawartajatim.com) – Hidup tenang dan nyaman dambaan semua warga. Tapi, peribahasa itu jauh dari harapan warga di Perumahan Pejaya Anugerah Desa Kramat Jegu Kecamatan Taman  Sidoarjo. Sebab, sejak 12 Februari lalu, perumahan yang sehari-harinya tenang, aman, damai dengan warga yang hidup bersahaja dan guyub ini tiba-tiba resah dan gusar. Betapa tidak, rumah di komplek yang penghuninya sebagian besar purnawirawan dan pensiunan di lingkungan TNI AL dan AD ini tiba-tiba kebanjiran.

Tak pelak lagi, warga penghuni di Pejaya Anugerah khususnya yang tinggal di blok MM dan LL kebanjiran hingga masuk ke dalam rumah setinggi lima centimeter karena diguyur hujan deras selama tiga hari berturut-turut.

‘’Bayangkan, rumah saya kebanjiran selam tujuh hari. Anehnya, banjir tidak surut-surut. Saya harus mengungsi ke rumah orang tua yang ada di Surabaya,’’ kata Arief Rachmad Budiarto, salah seorang warga di Perumahan Pejaya Anugerah Blok MM no 9 Sidoarjo Senin (19/2) malam.

Arief, menunjukkan jalan menuju rumahnya nykau dari Masjid Al Furqon Jalan Raya Pejaya no 14, 16 Trosobo banjir hingga betis kaki. Semua sepeda motor harus dituntun karena mogok. Demikian juga bagi pengendara mobil bila nekat menerobos banjir dengan resiko mobilnya mogok.

‘’Saya heran, mengapa pejabat terkait di Pemkab Sidoarjo tidak tergerak untuk melihat kondisi di lapangan, khususnya di Perumahan Pejaya Anugerah Blok MM dan LL yang dihuni ratusan warga dari dua RW ini?’’ tanya Arief.

Banjir setinggi betis manusia yang merendam Perumahan Pejaya Anugerah desa Kramat Jegu Kecamatan Taman Sidoarjo sejak Senin (12/2) hingga Senin (19/2) tidak pernah surut. Warga minta uluran tangan pejabat terkait untuk menangani banjir ini hingga surut. (foto/bw)

Padahal, kata dia, bila pejabat terkait mau turun ke lapangan untuk melihat kondisi dengan menurunkan timnya banjir dapat segera diatasi. Yang terlihat hanya tim dari Badan Penanggulangan Banjir Daerah Sidoarjo dengan membawa perahu karet. Itupun Tim BPBD baru terlihat turun setelah hari ketujuh banjir.

Arief, sangat menyayangkan ketidakpedulian instansi terkait melihat warga Perumahan Pejaya Anugerah yang kebanjiran. ‘’Saya sangat menyayangkan hal itu. Sebagai warga Perumahan Pejaya Anugerah yang tinggal di Blok MM, mengapa tidak ada respon positif dari pemerintah kabupaten Sidoarjo. Demikian juga dengan wakil rakyat. Mereka hanya butuh saat ada coblosan pemilu saja,’’ kilah Arief.

Hal senada juga dikemukakan Luciana, warga Pejaya Anugerah lainnya. Bahkan, Luciana, mencurahkan keluhannya lewat tulisan di surat pembaca sebuah media besar di Surabaya. Adapun, keluhan Luciana sbb.

‘Pada Senin (12/2), menjelang Pemilu, kampung kami di Perumahan Pejaya Anugerah Taman Sidoarjo terendam banjir selama 1 minggu. Banjir tak kunjung surut, entah apa karena tidak menemukan jalan untuk keluar dari perumahan kami? Belum lagi jika turun hujan lagi, akan semakin tinggi banjir di lingkungan rumah kami.

Sudah banyak rumah warga yang tergenang banjir. Sudah banyak warga yang terkena penyakit gatal, batuk dan pilek karena terkena air banjir yang kotor dan imbas udara yang dingin. Bahkan, untuk kebutuhan buang air, mandi beribadah ada yang terpaksa mengungsi ke pom bensin, masjid dan gereja.

Mau sampai kapan kami harus menjalani ini? Bukannya kami tidak sabar. Namun, kami butuh hidup normal. Kami butuh dibantu untuk mengatasi banjir di wilayah kami. Semoga pihak terkait segera memberikan jalan keluar agar perumahan kami dapat terbebas dari banjir’. (bw)