Surabaya, (pawartajatim.com) – Presiden Joko Widodo menjanjikan akan menaikkan anggaran riset untuk perguruan tinggi tahun ini. Presiden Jokowi meminta Mendikbudristek, Nadiem Makarim untuk segera menghitung jumlah kebutuhan anggaran riset tersebut. Sehingga, kebijakan tersebut nantinya tidak diubah, meski ada Presiden baru terpilih nanti.
Rencana menaikkan anggaran riset ini disampaikan langsung Presiden Jokowi di hadapan 800 Rektor dari Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta dari seluruh Indonesia yang hadir dalam pembukaan Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) 2024 di Graha Unesa, Senin (15/1/2024).
Presiden Jokowi meminta penelitian di Indonesia diperbanyak. Kemudian, hasilnya itu disambungkan dengan industri. Presiden Jokowi yang hampir memimpin selama 10 tahun ini merasa kagum dengan negara tetangga, Vietnam.
“Di Vietnam, antara universitas dan industri itu sambung. Desain besarnya pemerintah dan universitas-industri bisa sambung semuanya. Itu yang luar biasa,” ujar Presiden Jokowi. Menurut Jokowi, selain pendidikan, industri di Vietnam memanfaatkan penelitian. Terbukti, dalam satu perusahaan memiliki ratusan periset.
Selain itu, perguruan tinggi di Indonesia bisa menerapkan yang telah ada di Vietnam. Jokowi juga memerintahkan kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk menjadi orkestrator penelitian dengan menggandeng Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas).
“BRIN menjadi orkestrator penelitian bersama Bapenas untuk merancang kebutuhan riset kita, untuk menjawab tantangan apa yang akan dihadapi itu apa dan memanfaatkan peluang yang ada ke depan itu apa,” ungkapnya.
Peluang itu, nantinya dapat dimanfaatkan atau diteliti oleh perguruan tinggi agar menghasilkan inovasi. Karena dirasa menjadi kunci, Jokowi meminta Mendikbudristek Nadiem untuk memperbesar anggaran riset perguruan tinggi.
“Anggarannya diperbesar mulai tahun ini. Nanti kan sudah ganti Presiden. Pasti mau, tidak mau (akan) melanjutkan. Entah 01, entah 02, entah 03. Harus dimulai dulu, ndak mungkin kalau sudah (dinaikkan), Pak Nadiem menambahkan banyak, kemudian Presiden yang akan datang memotong ndak akan berani,” tegasnya.
Ketua FRI periode 2022-2023, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak, mengapresiasi dukungan pemerintah terkait anggaran perguruan tinggi, terutama untuk riset. Sesuai arahan Presiden Jokowi, FRI akan terus mendorong peningkatan kualitas SDM dan menjawab berbagai tantangan Indonesia.
“IPM kita masih 73 dan kita berharap 2024 ada di angkat 83 untuk menjadi negara maju. Angka rata-rata sekolah kita di angka 9 atau 9 tahun sementara negara maju sudah 13 tahun. Skor PISA kita masih rendah, riset apalagi. Banyak yang perlu dinaikan dan itu perlu investasi karena berkaitan langsung dengan kualitas SDM kita,” jelas Prof Nasih yang juga Rektor Unair itu.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia FRI, Prof Dr Nurhasan MKes, mengatakan siap menindaklanjuti arahan Presiden Jokowi terkait peningkatan SDM, riset dan inovasi. Diharapkan mulai tahun ini perguruan tinggi sudah mulai berlari dalam hal inovasi dan beradaptasi.
Pihaknya berkomitmen melaksanakan arahan presiden untuk membangun dan mendesain SDM dengan bonus demografi yang kita miliki ke depan. Itu harus fokus dan didesain benar-benar, sehingga sesuai harapan kita bersama menuju Indonesia emas.
“Melalui forum ini juga nanti akan menghasilkan rekomendasi. Kami (FRI) diminta untuk membantu memformulasikan SDM karena itu ada di perguruan tinggi,” pungkas Prof Nurhasan yang juga Rektor Unesa itu. (red)