Surabaya, (pawartajatim.com) – Tim Dosen Petra Christian University (PCU) Surabaya merancang mesin ayak rajangan sampah. Mesin pengayak berkapasitas 50 kilogram per jam tersebut, mampu melakukan pengayakan dengan ukuran maksimal 5 mm.

Ketua Tim Dosen, Amelia ST MT, mengatakan mesin ayak rajangan sampah tersebut diserahkan kepada warga di Desa Mojotrisno, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Penyerahan bantuan itu memanfaatkan program hibah LLDIKTI Wilayah VII Jatim dengan total dana sebesar Rp 50 juta.

“Sebelumnya kami telah melakukan survei ke Desa Mojotrisno, mereka tidak mempunyai mesin pengayak ini. Jadi, ini sesuai dengan kebutuhan para warga,” kata Amelia, Kamis (7/12/2023).

Menurut Amelia, di Desa Mojotrisno, sampah yang paling banyak ialah daun bambu. Membutuhkan waktu tiga minggu untuk mengolah sampah daun bambu, mulai dari proses penghancuran, fermentasi, untuk kemudian diayak.

“Jadi, harapannya hasil rajangan dari mesin pengayak ini bisa meningkatkan kualitas dan produktivitas pupuk kompos,” ungkap Amelia. Anggota tim lain, Jani Rahardjo, menyebutkan berbeda dengan alat pengayak pada umumnya, alat pengayak yang diberikan ini memperhatikan K3 atau Keselamatan dan Keselamatan Kerja.

“Caranya, kami menambahkan cover agar hasil ayakan tidak mengganggu kesehatan para pekerja, serta melindungi pekerja dari putaran mesin dan barang-barang yang mungkin lompat dari ayakan,” jelasnya. Sementara itu, Maspuatin, salah seorang penggerak desa, mengaku senang dengan adanya bantuan ini. Bantuan ini dinilai akan dapat meningkatkan pendapatan warga.

“Bersyukur sekali dan sangat berterima kasih dengan adanya pengadaan alat ini di sini. Sebab, secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan mereka dengan mengolah sampah yang sudah ditimbun sebelumnya,” katanya.

Untuk diketahui, Indonesia darurat sampah. Permasalahan sampah, baik itu sampah basah atau kering sudah menjadi masalah global, termasuk di Indonesia, salah satunya di Desa Mojotrisno.

Setiap harinya di desa tersebut, sampah basah atau keringnya mencapai 720 kilogram per hari dan sangat berpotensi untuk diolah jadi pupuk organik, bahkan memberikan nilai tambah secara ekonomi.

Melihat itu, tiga dosen PCU Surabaya melakukan pengabdian masyarakat di desa setempat. Mereka adalah Amelia ST MT dari Sustainable Mechanical Engineering and Design, Dr Njo Anastasia SE MT dari Finance and Investment dan Drs Jani Rahardjo MBA Tech PHD dari Industrial Engineering. (red)