Surabaya, (pawartajatim.com) – Perayaan Dies Natalis Universitas Widya Kartika/Uwika Surabaya, ke-37 berlangsung meriah Minggu (13/8). Seperti tahun sebelumnya, perayaan ditandai dengan potong tumpeng oleh Rektor Uwika, Dr F Priyo Suprobo, S.T., M.T., serta pertujukan seni tari Barongsai.
Rektor Priyo Suprobo, mengatakan, di usia yang menginjak 37 tahun ini, jajaran civitas akademika semakin inovatif dan kreatif. Misalnya, terjadi peningkatan jumlah mahasiswa yang signifikan untuk kelas karyawan.
‘’Coba bayangkan, fakultas teknik yang dulu hanya mendapat lima mahasiswa. Dan sejak 2021 mendapat 45 mahasiswa. Ini menunjukkan kelas karyawan di Uwika sangat diminati,’’ kata Priyo, yang didampingi Eka dari LPPM.
Meski demikian, kata dia, baik kelas pagi maupun kelas karyawan yang kuliah malam yang jadi primadona tetap program study Mandarin,’’ tambah Priyo, sambil menjelaskan Uwika memiliki delapan prodi.
Menurut dia, program Merdeka Belajar Kampus Merdeka/MBKM berjalan sangat baik di kampus ini. Apalagi, pada kelas karyawan yang memang mayoritas mahasiswanya adalah pekerja atau sudah bekerja.

Program MBKM, menurut dia, sangat cocok untuk kelas karyawan. Sebab, mahasiswa yang sedang bekerja atau berdinas ke luar kota tetap bisa mengikuti kuliah sesuai jumlah sistim kredit semester/SKS yang diambil.
‘’Jadi, pekerjaan sehari-hari bisa dijadikan materi kuliah dalam program MBKM. Yang penting ada dosen pembimbingnya yang bisa mempertanggung jawabkan pekerjaan mahasiswa yang sedang berdinas ke luar kota meski dalam waktu yang cukup lama,’’ kilahnya.
Pada bagian lain, Rektor Uwika, Dr F Priyo Suprobo, S.T., M.T., menjelaskan, perubahan dan tantangan semakin masif pasca pandemi covid-19 yang melanda Indonesia 2-3 tahun silam.
Para pendiri yang dalam sejarahnya mendirikan universitas ini adalah untuk turut ambil bagian dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama bagi elemen masyarakat yang kurang mampu untuk menempuh pendidikan tinggi yang berbiaya tinggi pula pada saat itu.
Suatu perubahan, kata dia, mendorong munculnya pengharapan baru dan semua cita-cita pendiri tersebut masih selalu dihidupi para civitas akademika universitas ini. Uwika sadar sepenuhnya masih harus bergulat dan tersadar atas keadaan di masa lalu, dalam pertumbuhan kedewasaan spiritualitas atas nilai-nilai yang dihidupi. (bw)