Surabaya, (pawartajatim.com) – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tingkat SMA/SMK/SLB Negeri dan Swasta se-Jawa Timur/Jatim mencatatkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). MPLS yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi/Pemprov Jatim secara serentak tersebut diikuti sebanyak 3.395 sekolah di 38 Kota/Kabupaten di provinsi ini.

Pembukaan MPLS tingkat SMA/SMK/SLB dilakukan dan di pusatkan di SMK Negeri 5 Surabaya Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai.

MPLS tingkat SMA/SMK/SLB, baik negeri maupun swasta se-Jatim tersebut resmi tercatat di MURI. Perwakilan MURI, Sri Widayanti, mengatakan MPLS tersebut dibuka dengan melibatkan sekolah terbanyak atau sebanyak 3.395 sekolah yang tersebar di 38 Kota/Kabupaten di Jatim.

Kegiatan tersebut resmi tercatat di MURI sebagai rekor yang ke-11.070. “Piagam penghargaan MURI dianugerahkan langsung kepada Gubernur Khofifah Indar Parawansa, sebagai pemrakarsa,” kata Sri Widayanti saat menyerahkan Piagam Penghargaan MURI di SMK Negeri 5 Surabaya, Senin (17/7).

Gubernur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan MPLS SMA/SMK/SLB secara serentak ini resmi dibuka dan ditandai dengan ikrar anti kekerasan dan anti bullying (perundungan) oleh perwakilan siswa dan diikuti ribuan siswa se-Jatim.

Ia menegaskan tidak ada kekerasan atas nama apapun dalam MPLS ini. Para siswa harus dididik, dibina, dan diingatkan. “Ikrar yang diucapkan oleh peserta MPLS tadi juga mengikat para siswa senior, mentor maupun guru.

Artinya, tidak ada kekerasan yang ditolerir baik yang dilakukan oleh senior, mentor maupun guru,” tegas Gubernur Khofifah. Melalui MPLS ini, Gubernur Khofifah menyampaikan pesan kepada seluruh siswa dan guru untuk bersama-sama membangun semangat bersama.

Para siswa diminta untuk menyiapkan diri sebagai warga negara yang siap untuk memimpin Indonesia di tahun 2045 mendatang, atau saat Generasi Emas Indonesia, dan siswa dituntut harus sehat.

Penguatan karakter dibutuhkan agar siswa taat pada Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa, taat kepada orang tua dan taat kepada guru. Rasulullah bersabda, bukan umatku kalau yang muda tidak menghormati yang tua, dan yang tua tidak menyayangi yang muda.

‘’Saya ingin siswa junior menghormati senior dan guru-gurunya, serta siswa senior menyayangi juniornya. Semua hidup penuh kasih sayang, anti kekerasan dan perundungan,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Jatim, Aries Agung Paewai, mengatakan, nantinya, pengawasan MPLS diserahkan kepada sekolah masing-masing untuk bertanggung jawab.

Jika ditemukan adanya tindak kekerasan maupun perundungan di sekolah, pihak sekolah akan diberi sanksi tegas. “Selain itu, pihak sekolah juga wajib menyerahkan hasil MPLS kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur di masing-masing Kota/Kabupaten,” pungkasnya. (red)