Surabaya, (pawartajatim.com) – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyiapkan sebanyak 3.200 kuota melalui jalur TMUBK (Tes Masuk UNESA Berbasis Komputer). Jalur yang pendaftarannya sudah dibuka sejak 2-11 Juli 2023 ini menjadi peluang bagus bagi para calon mahasiswa yang ingin masuk Unesa.
Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa, Dr Sukarmin MPd, mengatakan TMUBK ini merupakan salah satu kelompok tes penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri atau SPMB 2023. Tesnya berbasis komputer dan dilakukan di rumah masing-masing dengan sistem pengawasan yang bisa mendeteksi segala macam indikasi kecurangan.
“Jalur ini punya kelebihan selain kuota tadi juga kemudahan tesnya yang bisa dilakukan di rumah sesuai jadwal yang ditentukan. Tesnya nanti tidak perlu datang ke kampus, tetapi bisa di mana saja asal ada kuota internet dan komputer sebagai perangkat utamanya,” kata Sukarmin, di Surabaya Senin (10/7).
Jenis tes ini, lanjut Sukarmin, menggunakan acuan UTBK. Artinya, calon mahasiswa dari sekolah dan jurusan apapun, baik IPA maupun IPS mendapat bobot soal yang sama. Ada TPA (Tes Potensi Akademik), literasi dan penalaran. Kelulusan peserta ditentukan dari nilai tes yang diperoleh.
Sukarmin, memberikan beberapa kiat agar bisa lolos Unesa jalur TMUBK. Pertama, peserta perlu mengukur kemampuan diri. Jika kemampuan tesnya dianggap bagus, pilihlah prodi yang diminati. Namun, jika merasa kemampuan tesnya sedang, bisa mengambil prodi yang tidak terlalu kompetitif.
“Kedua, peserta harus mempersiapkan diri dari sekarang. Banyak belajar dan berlatih menjawab soal-soal utamanya yang berkaitan dengan aspek TPA, literasi dan penalaran. Selain itu, perlu mempersiapkan sarana yang dibutuhkan untuk tes, yakni komputer termasuk jaringannya,” jelasnya.
Pada jalur mandiri ini, Unesa juga membuka jalur khusus disabilitas yang pendaftarannya juga dibuka sejak 2-11 Juli. Jalur ini diperuntukan khusus peserta disabilitas. Artinya, persaingannya tidak dicampur dengan peserta jalur umum, namun bersaing dengan sesama peserta disabilitas.
“Peserta jalur ini nanti akan melakukan tes tulis yang skemanya disesuaikan dengan kondisi peserta. Selain itu, juga ada tes wawancara yang akan dilakukan tim yang terdiri dari psikolog, akademisi dan jajaran Direktorat Disabilitas. Ini dilakukan untuk memastikan peserta memilih prodi yang cocok untuk mereka, sesuai kemampuan dan minatnya,” pungkasnya. (red)