Imbas Antrean di Pelabuhan Ketapang, Penjualan Tiket Penyeberangan ke Bali Dibatasi

Kapal sapu jagat KMP Jatra II dikerahkan untuk mengurai antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (foto/udi)
Kapal sapu jagat KMP Jatra II dikerahkan untuk mengurai antrean kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. (foto/udi)

Banyuwangi (pawartajatim.com) – Sejumlah skenario digunakan ASDP Ketapang – Gilimanuk untuk mengurai kemacetan panjang di pelabuhan Jawa – Bali ini. Setelah kapal sapu jagat dikerahkan, penjualan tiket online mulai dibatasi. Khusus tiket truk non logistik dihentikan sementara, Jumat (7/7/2023) malam.

Penghentian tiket online ini untuk mengurangi penumpukan kendaraan, khususnya truk besar di jalur Pelabuhan Ketapang maupun Gilimanuk. “ Jadi, kita lakukan pengendalian penjualan tiket. Khusus kendaraan non logistik, dihentikan sementara,” jelas General Manager PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang – Gilimanuk, Syamsudin.

Sementara, penjualam tiket untuk kendaraan pribadi dan sepeda motor masih tetap dibuka. Artinya, masyarakat masih bisa menyeberang ke Bali dan sebaliknya. Penghentian sementara penjualan tiket ini tetap melihat kondisi lapangan. Ketika antrean sudah terurai, penjualan tiket akan kembali normal. “ Pengendalian penjualan tiket ini sifatnya sementara, situasional,” jelas Syamsudin.

Kemacetan panjang di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi sudah terjadi sejak, Minggu (2/7/2023) lalu. Saking panjangnya, setiap kendaraan rata-rata harus menunggu berjam-jam untuk bisa masuk kapal. Versi ASDP Ketapang, kemacetan panjang dipicu lonjakan penumpang seiring libur Idul Adha dan libur panjang sekolah. Lalu, ada perbaikan dermaga di sisi Pelabuhan Gilimanuk.

Tragedi kemacetan ini memantik reaksi beragam dari warga Banyuwangi. Mereka menyayangkan perbaikan dermaga di Gilimanuk dilakukan pada musim libur Idul Adha dan libur panjang sekolah. Apalagi, kondisi areal parkir Pelabuhan Ketapang yang tidak mampu menampung kendaraan dalam jumlah besar. “ Kami menyayangkan kebijakan ini. Pimpinan ASDP Ketapang layak dicopot,” kata Ketua DPC Srikandi Pemuda Pancasila Banyuwangi, Eny Laros.

Terkait cuaca, pihaknya tak sepakat yang dijadikan kambing hitam. Justru, menurutnya, setiap pihak terkait harus mengikuti fenomena cuaca Selat Bali berdasarkan perkiraan BMKG. “ Jadi, jangan sampai menunda masyarakat yang akan liburan. Karena liburan akan mendongkrak ekonomi,” tegasnya. (udi)